Home Blog Page 70

Update data pantauan Covid-19 Sulawesi Barat, 15 Desember 2020

0

Total Positif Covid-19 : 1607

Sementara dirawat : 36

Isolasi Mandiri : 158

Sembuh : 1387

Meninggal : 26

Jumlah Kasus menurut Kabupaten

Majene : 128

Polewali Mandar : 684

Mamasa : 61

Mamuju : 461

Pasangkayu : 133

Mamuju Tengah : 140

Kasus Positif Baru per 15 Desember 2020 : 21 kasus

Mamuju : 7

Pasangkayu : 7

Mamasa : 7

Kasus Sembuh per 15 Desember 2020 : 6 kasus

Majene : 2

Polewali Mandar : 2

Mamuju : 2

Fasilitasi Desa Marasa Bidang Kesehatan di tondok Bakaru.

0

“Akhirnya Ambe Mesa dan Indo mesa tidak akan buang air besar lagi di Kali karena sudah memiliki jamban keluarga”

Salah satu kegiatan fasilitasi dan intervensi yang dilakukan oleh Tim Marasa Sehat Provinsi Sulawesi Barat adalah dengan melakukan pemicuan jamban sehat.

Pemicuan jamban keluarga yang diikuti oleh keluarga yang tidak memiliki jamban di pusatkan di rumah Ambo Mesa salah satu keluarga yang tidak memiliki jamban di rumahnya di dusun Pakkondo Desa Tondok Bakaru.
Data per 31 November 2020 menunjukkan sekitar 36 rumah di Dusun Pakkondo belum memiliki jamban keluarga.

Rumah – rumah yang dibangun diarea persawahan menjadi kendala bagi masyarakat yang tinggal di dusun ini untuk membangun jamban.

Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Barat yang mendorong pemicuan jamban sehat melakukan simulasi bersama dengan perangkat desa dan masyarakat membangun jamban sederhana yang biayanya kurang lebih Rp. 500.000 per jamban dengan menggunakan cetakan jamban.

Kepala Desa Tondok Bakaru berkomitmen bersama Perangkat Desa (Kepala BPD dan para kepala dusun) akan menjadikan jamban keluarga sebagai program prioritas pada tahun 2021.

Semoga desa Tondok Bakaru bisa menjadi desa yang bebas buang air sembarangan pada tahun depan.

#desatondokbakaru
#tondokbakaru
#desamarasa
#Marasasehat
#dinkessulbar
#sulbarsehat
#sulbarmarasa
#sulbarmajumalaqbi

Perkuat Program Marasa, Dinkes Sulbar lakukan Fasilitasi dan Intervensi di Desa Tondok Bakaru

0

Kegiatan Fasilitasi dan Intervensi Program Marasa Bidang Kesehatan di Desa Tondok Bakaru Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat. Kegiatan pertama di mulai dengan penyusunan kesepahaman dan kegiatan yang akan dilakukan bersama di tahun 2021 di Desa Marasa Tondok Bakaru.

Dalam kegiatan yang berlangsing pagi sampai siang hari di ikuti oleh :

1. Sekretaris Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Barat.

2. Kepala Bidang Pembangunan Bappeda Provinsi Sulawesi Barat.

3. Sekretariat Bersama Marasa Provinsi Sulawesi Barat.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa dan jajarannya.

5. Kepala Puskesmas Mamasa dan jajarannya

5. Linta sektor (Dinas PMD Mamasa, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, tokoh pemuda)

6. Kepala Desa Tondok Bakaru bersama dengan jajarannya.

7. Kader desa, Kader Posyandu

8. Bidan Desa.

Sekitar 40 0rang duduk bersama membahas hasil assesment yang telah dilakukan oleh Tim Marasa Sehat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat yang dilaksanakan akhir oktober lalu.

Fokus penguatan program Marasa di Desa Tondok Bakaru pada 2 isu utama yaitu Mendorong akses dan kepemilikan jamban keluarga dan isu Penanganan stunting di Desa Tondok Bakaru.

Sekitar 195 rumah tangga di Desa Tindok Bakaru belum memiliki jamban keluarga dan terdapat kurang lebih 30 dari 215 balita dengan kategori stunting di Desa Tondok Bakaru.

Kegiatan dilasanakan di gedung baca desa Tondok Bakaru yang merupakan bangunan yang dibangun oleh Desa bersumber alokasi dana Bantuan Khusus Keuangan yang digelontorkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Program Marasa.

Pada kegiatan ini dilakukan penyerahan barang berupa peralatan penimbangan balita di posyandu yang diserahkan secara langsung oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, drg. Asran Masdy, M.AP

Fasilitasi dan Intervensi Program Marasa Bidang Kesehatan di Desa Batu Parigi

0

Salah satu program strategis  Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, H. Ali Baal Masdar adalah Program Marasa untuk desa dengan kategori tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah serta bermasalah dari aspek kesehatan. Program sudah sangat jelas tertuang dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Barat 2017-2022 melalui Perda Nomor 8 tahun 2017.

Konsep Program Marasa Merupakan bentuk Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mendorong dan mempercepat Akselerasi kemajuan pembangunan desa menuju status berkembang dan hingga berstatus mandiri.

Pendekatan Program melalui 3 pilar pembangunan yaitu Mandiri, Cerdas dan Sehat yang akan memicu berkembangnya potensi desa dan usaha ekonomi rakyat, peningkatan akses sumberdaya alam desa dan pemasaran produk unggulan desa, meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan Kegiatan Intervensi Program Marasa Bidang Kesehatan Desa Batu Parigi, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah pada tanggal 06 s.d 08 Desember 2020.

Kegitan ini dilaksanakan agar masyarakat Desa Batu Parigi bergandengan tangan melakukan evaluasi dan perbaikan menuju kualitas hidup dan derajat kesehatan yang lebih baik untuk desa Batu Parigi.

Dalam pertemuan itu dihadiri oleh Pak Camat Tobadak Bapak H. Gunanto, Bappeda Provinsi, PMD Provinsi, Keuangan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala Puskesmas Batu parigi, Sekdes Batu Parigi, beberapa Kepala Dusun desa batu parigi, tokoh masyarakat & masyarakat desa batu parigi

Dihari pertama dilakukan pertemuan di balai desa batu parigi yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan provinsi sulawesi barat, dalam kegiatan tersebut ada beberapa penyampaian materi terkait penaganan stunting, Kesehatan lingkungan & penyerahan posbindu kit, grap trap, cetakan pembuatan jamban.

Dihari kedua melakukan pemicuan jamban di desa batu parigi dan ada beberapa penyampain materi terkait gizi & KIA yang dibawakan oleh Ibu Fauziah Ahamd T. Si.T dan materi terkait TB di bawakan oleh Pak Harsalim, S.Kep di SMA 2 Batu Parigi.

Dalam kegiatan tersebut di lakukan rencan tindak lanjut untuk desa batu parigi, sehingga para peserta kegiatan marasa ini bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan di prktekan langsung di lapangan

Kegiatan Intervensi Program Marasa Bidang Kesehatan di Desa Bambakoro

0

Salah satu program strategis  Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, H. Ali Baal Masdar adalah Program Marasa untuk desa dengan kategori tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah serta bermasalah dari aspek kesehatan. Program sudah sangat jelas tertuang dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Barat 2017-2022 melalui Perda Nomor 8 tahun 2017.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan Kegiatan Intervensi Program Marasa Bidang KesehatanDesa Bambakoro Kecamatan Lariang Kabupaten Pasangkayu pada tanggal 30 November s.d 01 Desember 2021di Desa Bambakoro, Kec.Lariamg, Kabupaten Pasangkayu.

Kegiatan tersebut di hadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Kepala Bidang Kesmas kabupaten pasangkayu, Camat Lariang, PMD Provinsi Sulbar, Kepala Seksi KIA dan Gizi, Kepala Puskesmas Lariang, Sekdes Desa Lariang, PKK Desa Lariang, Kepala Dusun/Lingkungan, Kader Kesehatan, Staf Puskesmas Laring dan Pustu Desa Bambakoro, Staf Pustu Desa Bambakoro, Tokoh Pemuda

Untuk identifikasi masalah kesehatan Desa Bambakoro Kecamatan lariang, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dalam hal ini Dinas Kesehatan, telah melakukan Asesment tanggal 27 oktober 2020 yaitu upaya  untuk mendapatkan data dan informasi dengan melakukan diskusi dengan aparat pemerintah desa, petugas puskesmas dan pustu.  

Konsep Program Marasa Merupakan bentuk Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mendorong dan mempercepat Akselerasi kemajuan pembangunan desa menuju status berkembang dan hingga berstatus mandiri.

Pendekatan Program melalui 3 pilar pembangunan yaitu Mandiri, Cerdas dan Sehat yang akan memicu berkembangnya potensi desa dan usaha ekonomi rakyat, peningkatan akses sumberdaya alam desa dan pemasaran produk unggulan desa, meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. H. Muhammad Alief Satria Lahmuddin menyampaikan dibutuhkan upaya nyata mulai dari dusun atau tingkat lingkungan dan desa untuk bersama –sama bergandengan tangan melakukan evaluasi dan perbaikan menuju kualitas hidup dan derajat kesehatan yang lebih baik. Kesehatan bukan segalanya namun tanpa kesehatan segalanya tidak berarti.

Pemicuan Jamban Keluarga di Desa Lebani

0

Keberadaan toilet atau WC di setiap rumah tangga di desa Lebani Kecamatan Tapalang Barat masih menjadi masalah yang belum tertuntaskan. Ketersediaan jamban keluarga ternyata memiliki pengaruh terhadap stunting.

Koordinator Program Marasa Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Irjan Mahmud dalam pendampingan pelaksanaan program Marasa di Desa Lebani ( 27 – 29 November 2020) menekankan ketersediaan jamban keluarga menjadi salah satu focus pendampingan desa Marasa oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat.

Kegiatan hari pertama yang dimulai dengan penyusunan kesepakatan dan komitmen bersama model intervensi program yang akan dilaksanakan bersama secara berjenjang mulai dari desa, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat.

Data menunjukkan sekitar 62 keluarga belum memiliki jamban keluarga di Desa Lebani yang tersebar di 8 dusun. Pemicuan yang dilaksanakan di dusun Salu – salu sangat antusias diikuti oleh masyarakat yang ada di dusun salu – salu yang dihadiri juga oleh Kepala Desa dan Ketua Tim PKK Desa Lebani.

Rapat Kerja Kesehatan daerah, Forum Evaluasi Program Kesehatan Sulbar

0

Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar menggelar rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) tahun 2020 di Hotel Matos dan di ruang auditorium lantai IV Kantor Gubernur Sulbar, Selasa (24/11).

Rakerkesda ini dibuka langusng oleh Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar. Dalam sambutannya dia mengapreasipelaksanaan Rakerkesda ini sebagai forum para pemangku kepentingan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program dan merangkum pemikiran positif untuk dirumuskan menjadi solusi mengatasi berbagai permasalahan kesehatan.

“Termasuk menghadirkan mobil ambulans teruntuk bagi pelayanan yang cepat bagi para ibu-ibu hamil yang akan melahirkan dan mobil itu akan disebar di seluruh Kabupaten yang ada di Sulbar,” kata Ali Baal Masdar.

Dia menuturkan, terdapat beberapa poin yang perlu menjadi perhatian dalam Rakerkesda ini, dimulai dari penanganan masalah kesehatan membutuhkan peran aktif berbagai pihak melalui kegiatan lintas sektor termasuk Kementerian atau lembaga, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan stakeholder terkait. selanjutnya, disusul dengan kualitas hidup manusia Indonesia ditentukan dengan kualitas pendidikan dankesehatan.

“Dimana sektor tersebut menjadi program prioritas Pemprov Sulbar melalui program Marasa, Mandiri, cerdas dan sehat yang tertuang dalam RPJMD  tahun2017 – 2022 dalam berbagai bentuk program untuk kemandirian kecerdasan dan kesehatan,” jelas Gubernur Sulbar.

“Saya berharap Rakerkesda ini menjadi forum untuk lebih meningkatkan koordinasi sinkronisasi dan penajaman program pembangunan kesehatan termasuk penguatan kolaborasi pusat dan daerah untuk mewujudkan cakupan kesehatan semesta khususnya di Sulbar,” sambungnya.

Dia menambahkan, berbagai permasalahan kesehatan dari hulu sampai Hilir merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam bentuk program yang konkrit. Olehnya itu Rakerkesda ini diharap mampu memberikan hal yang terbaik bagi masyarakat, kiranya  permasalahan yang semakin Kompleks karena pandemi  covid-19 harus segera dilakukan  penanganan terpadu di berbagai sektor.

“Saya berharap acara ini tidak sebatas kegiatan seremonial belaka SDM unggul Sulbar maju dan Malaqbi jangan sampai slogan saja melainkan menjadi penyemangat untuk memberikan kontribusi pemikiran yang positif dan relevan dengan kebutuhan pembangunan sektor kesehatan di Sulbar untuk mewujudkan provinsi yang maju dan Malaqbiq,” ujar mantan Bupati Polman dua periode itu

Menteri Kesehatan RI, diwakili staf ahli bidang hukum Kementerian Kesehatan, dr. Kuwat Sri Hudoyo menyampaikan, saat ini Indonesia masih merasakan duka yang mendalam akibat pandemi covid-19 yang telah menimbulkan korban yang begitu besar yang tidak hanya di seluruh Indonesia namun juga dirasakan oleh seluruh penjuru dunia dari berbagai negara-negara.

Selain itu, hendaknya seluruh masyarakat harus terus waspada akan adanya pandemik mengingat di bulan Desember mendatang terutama Sulbar akan menghadapi pesta demokrasi pemilihan Kepala Daerah di empat Kabupaten secara serentak sehingga diharapkan secara bersama kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari paparan covid-19.

“Kita berharap kedepannya Sulbar akan terjadi penurunan secara signifikan dan kita semua dapat terbebas dari covid-19. Seiring dengan adanya program vaksinasi bagi masyarakat di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Laporan Ketua Panitia oleh Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr.  Muh Alief Satria Lahmudin menyampaikan, pelaksanaan Rakerkesda ini merupakan salah satu kegiatan untuk memprioritaskan pembangunan kesehatan guna meningkatkan akses kesehatan ujian komprehensif serta menciptakan koordinasi dan komunikasi yang baik antar daerah dan kabupaten serta pemerintah pusat

“Melalui Rumah Sakit pendidikan kesehatan ini pelayanan kesehatan di Sulbar dapat semakin maju dan memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan ke depan,” tandas Alief.

Dinkes Sulbar jadikan Desa Marasa sebagai lokus Penguatan Marasa Sehat

0

Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, drg, Asran Masdy, MAP menjadi salah satu pembicara dalam Pelaksanaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Sekretaris Dinas Kesehatan menyampaikan paparan terkait program Marasa yang merupakan bentuk Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mendorong dan mempercepat Akselerasi kemajuan pembangunan desa menuju status berkembang dan hingga berstatus mandiri.

Pendekatan Program melalui 3 (tiga) pilar pembangunan yaitu Mandiri, Cerdas dan Sehat yang akan memicu berkembangnya potensi desa dan usaha ekonomi rakyat, peningkatan akses sumberdaya alam desa dan pemasaran produk unggulan desa, meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan.

Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Barat telah dan akan melakukan beberapa tahapan untuk penguatan program Marasa diantaranya :

  1. Penentuan Desa Lokus Assesment
  2. Assesment (Pengkajian Masalah Bidang Kesehatan) pada Desa terpilih
  3. Penentuan Desa Marasa Lokus Binaan
  4. Fasilitasi Pertemuan Stake Holder dengan Output berupa Pernyataan Kesepakatan Pelaksanaan Tindak Lanjut Intervensi dalam Penyelesaian masalah di Bidang Kesehatan dari setiap Stake Holder
  5. Pelaksanaan Intervensi Kegiatan oleh setiap Stake Holder
  6. Follow Up, Monitoring dan Evaluasi

Rakerkesda Sulawesi Barat Tahun 2020

0

Pada tanggal 13-15 November 2020 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan Rapat Kerja Daerah (Rakerkesda) yang dihadiri segenap insan kesehatan dan OPD terkait, seperti Pukesmas, Rumah Sakit, Bappeda, Organisasi Profesi Kesehatan, perwakilan Kepala Desa. Rakerkesda yang dibuka oleh secara resmi oleh Gubernur Sulawesi Barat, M. Ali Baal Masdar di Audiotorium Lantai IV Kantor Gubernur Sulawesi Barat mengambil tema “SDM Unggul, Sulawesi Barat Maju Malaqbiq”.

Pada sambutannya Sulawesi Barat mengajak untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mengupayakan membuat inovasi baru untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta kinerja bidang kesehatan.

Pada kesempatan yang sama juga Gubernur bersama staf ahli Menter Kesehatan bidang hukum menyerahkan penghargaan kepada para tenaga kesehatan teladan, tenaga kesehatan dengan dedikasi, Puskesmas terbaik tahun 2020, Kepala Desa Pro Kesehatan terbaik tahun 2020 dan penyerahan ambulance kepada kabupaten Pasangkayu dan Mamuju.

Pada laporannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. Muhammad Alief Satria Lahmuddin menyampaikan kondisi terkini pencapaian pembagunan kesehatan di Sulawesi Barat dan isu strategis Kesehatan.

Rapat kerja kesehatan daerah yang rangkaian pelaksanaan kegiatannya dimulai sejak 23 Maret menhadirkan beberapa narasumber mulai dari Staf Ahli Menteri Kesehatan bidang hukum, Dirjen Pelayanan Kesehatan yang dilakukan via zoom, Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Direktur P2ML Kemenkes RI, PP Adinkes, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Puskesmas Banggae 1 dan Puskesmas Bambalamotu.

Peserta pertemuan melakukan penyusunan Rencana Aksi daerah sebagai output pelaksanaan rakerkesda dengan berfokus pada 4 isu strategis yaitu Stunting, Peningkatan pengendalian P2, Penguatan Pelayanan kesehatan dan SDM dan Penguatan pemberdayaan masyarakat melalui Marasa, PIS PK dan SPM.

Pertemuan Jejaring STBM di Kab. Majene

0

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melakukan Kegiatan Pertemuan Jejaring STBM, jumlah peserta 25 orang. Kegiatan dengan format pertemuan namun tetap menjaga dan menerapkan protokol pencegahan Covid-19, Selama pelaksanaan kegiatan peserta harus: Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan pakai sabun/handsanitizer.

Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Prov. Sulbar pada tanggal 2 November 2020 di Aula wisma yumari Kabupaten Majene, kegiatan ini dihadiri Peserta yaitu Kepala Desa Lokus Marasa, Sanitarian Puskesmas,  Lintas Sektor: Bappeda Kab. Majene, Dinas PU Kab. Majene, Dinas PMD Kab. Majene.
Pemateri: dr. H. Muhammad Ihwan & Irfan Atjo, SKM., M.Kes

Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan berjalanya, koordinasi dan komunikasi kepada seluruh petugas Kesling/Sanitarian dalam upaya peningkatan akses sanitasi masyarakat, Advokasi kepada lintas sektor seperti Bappeda, PU, PMD agar menaruh perhatian terhadap upaya perbaikan sanitasi melalui kebijakan dan penganggaran dan Advokasi kepada Kepala Desa agar semakin memaksimalkan upaya untuk kegdan mendukung kegiatan STBM di Desa dan segera mewujudkan Desa ODF.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kadis Kesehatan Kab. Majene, dr. H. Rahmat Malik. Kadis menyampaikan pentingnya upaya STBM di masyarakat meskipun di tengah masa pandemi. Kadis juga menyampaikan pentingnya penguatan Pilar 2 STBM yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai upaya pencegahan Covid-19.

Kegiatan dilanjutkan dengan materi “STBM dan Kesehatan Masyarakat” yang sampaikan oleh Kabid Kesmas, dr. H. Muhammad Ihwan. Materi tentang konsep STBM dan bagaimana penerapannya. Tujuan materi tersebut sebagai gambaran pelaksanaan kegiatan STBM khususnya kepada Lintas Sektor dan Kepala Desa agar lebih memahami konsep STBM dan mampu meng-implementasikan di tingkat Desa.


Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan diskusi terkait dengan upaya peningkatan capaian akses sanitasi di Kab. Majene. Ditampilkan update data akses sanitasi, data PIS-PK, dan data e-PPGBM untuk dibandingkan dan menjadi bahan diskusi. Banyak informasi yang disampaikan oleh lintas sektor seperti Bappeda misalnya, yang akan meng-koordinasikan dengan Dinas Kesehatan (Kesling) terkait anggaran sanitasi Tahun depan agar lebih tepat sasaran dan dapat menyentuh seluruh masyarakat melalui penerapan STBM. Selain itu banyak informasi dari Kepala Desa tentang pelaksanaan sanitasi di Desa masing-masing dan upaya Desa dalam mencapai status Desa ODF.