Home Blog Page 77

Kesiapsiagaan Menghadapi Novel Coronavirus (2019 –nCoV) di Prov.Sulawesi Barat

0

Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, infeksi Novel coronavirus (2019-nCoV) menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah novel coronavirus.  Kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China.

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru-paru. Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dalam Mengantisipasi  hal tersebut, telah membuat surat edaran ke Semua Kabupaten se Sulbar tentang Kesiapsiagaan Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia Dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia, dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan dini di wilayah masing-masing. Selanjutnya Dinkes Prov. melakukan Rapat Koordinasi dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi Novel CoronaVirus (2019 nCoV)yang dipimpin langsung oleh Ibu Wakil Gubernur Prov. Sulbar pada hari kamis tanggal 30 januari 2020 bertempat  di Ruang Kerja Wakil Gubernur Prov. Sulawesi Barat dengan mengundang semua stake holder terkait yakni Kepala KKP Kls I Makassar, semua Kadinkes kab. sesulbar, Direktur RS kab se Sulbar, Kadis Tenaga Kerja Pemprov Sulbar, Kadis Pariwisata , Ketua Ikatan Dokter Indonesia wilayah Sulbar, Dokter Paru RS Regional Mamuju, DANLANAL Mamuju serta semua unsur lintas program terkait di Dinkes . Adapun tujuan dari  pertemuan ini adalah  sebagai respon dan bentuk kepedulian Pemprov Sulbar terkait kesiapsiaagaan maupun   cegah tanggap  dalam menghadapi isyu maraknya virus Corona yang melanda negara tertentu yang tentunya dikhawatirkan nanti masuk di Indonesia terutama di Provinsi Sulawesi Barat.

Rakor yang telah dilakukan di provinsi diharapkan juga ditindaklanjuti di semua kabupaten Se Sulbar. Dan sampai dengan tanggal 7 Februari 2020, beberapa kabupaten telah merespon aktif dengan melakukan Rakor di kabupaten masing-masing seperti Kab.Majene dan Kab. Pasangkayu, sementara Kabupaten lainnya juga telah melakukan koordinasi dengan lintas sector terkait untuk kesiapsiagaan menghadapi Novelcoronavirus.

Adapun rekomendasi standar dari Kemenkes RI untuk mencegah penyebaran infeksi adalah dengan mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, memasak daging dan telur sampai matang. Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin  serta makan buah, sayuran, untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Waspada Penyakit Leptospirosis Pada Saat Banjir

0

Di puncak musim hujan seperti ini, curah hujan yang sangat sering terjadi di Provinsi Sulawesi Barat bisa mengakibatkan banjir, Salah satu penyakit yang sangat berpotensi menular saat banjir adalah leptospirosis atau penyakit yang dapat ditularkan melalui kencing tikus. Penularan leptospirosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lender, mata, hidung, kulit lecet, dan makanan.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi. Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam ginjal hewan yang terinfeksi.

Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Penyakit infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah yang terkena banjir. Leptospirosis juga rentan menyerang orang-orang yang biasa kontak dengan hewan tersebut.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkit penyakit leptospirosis, di antaranya:

  • Hindari air yang sudah terkontaminasi dan pastikan kebersihan air sebelum mengonsumsinya.
  • Jauhi binatang yang rentan terinfeksi bakteri,terutama tikus liar yang paling banyak membawa bakteri leptospira.
  • Bersikap cermat terhadap lingkungan, terutama saat bepergian.
  • Gunakan pakaian yang melindungi tubuh dari kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira, serta bersihkan dan tutup luka dengan penutup tahan air agar tidak terpapar air yang terkontaminasi bakteri.
  • Mandi secepatnya setelah berolahraga dalam air.
  • Jaga kebersihan dan cuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan.
  • Vaksinasi hewan piaraan atau ternak supaya terhindar dari leptospirosis.

Edited By. Muh. Yusran, SKM

Fasilitasi dan Intervensi Program Marasa Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi barat Tahun 2019

0

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan Fasilitasi dan Intervensi Program Marasa Bidang Kesehatan, pada tanggal 21 s.d 23 Desember 2019 di desa rante doda, kecamatan Tappalang,  Kabupaten Mamuju.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan ( NKRI ), dalam rangka mewujudkan masyarakat indonesia yang sehat, cerdas dan mandiri maka salah satu upaya yang dilakukan adalah Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”untuk mendukung “Indoseia Sehat”; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” Selaras dengan hal tersebut Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, merumuskan Visi  Sulawesi Barat Maju & Malaqbi.

Terkait dengan Fasilitasi dan intervensi program MARASA bidang kesehatan merupakan program prioritas Gubernur sulawesi barat Bpk.Ali Baal Masdar . Dimana Dinas Kesehatan Provinsi sulawesi barat secara terintegrasi dengan beberapa program melakukan  intervensi di desa rante doda, dengan tujuan utamanya adalah untuk punurunan angka stunting , untuk meningkatkan perilaku hidup sehat di masyarakat agar mereka tau, mau dan mampu menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desanya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Bapak dr. Muhammad Alief Satria Lahmuddin menyampaikan dalam sambutanya untuk lebih meningkatkan kapasitas para kader karna kader adalah ujung tombak dalam melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, dibawah dampingan dan bimbingan dari petugas – petugas kesehatan, baik di pustu, Puskesmas, dinas Kesehatan kabupaten sampai ke dinas  kesehatan provinsi sulawesi barat.

Edited By. Muh. Yusran, SKM

Kunjungan Kerja Anggota DPD – RI ke Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

0

MAMUJU — Kunjungan kerja (kunker) anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) Bapak H. Iskandar Muda Baharuddin Lopa bersama tim ke Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, pada tanggal 18 Desember 2019.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Bapak dr.MuhammadAlief Satria Lahmuddin, Kepala BPJS Cabang Mamuju, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat, RSUD Provinsi, RSUD Kabupaten, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Staf Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar.

Terkait dengan kedatangan atau kunjungan kerja Anggota DPD – RI Bapak H. Iskandar Muda Baharuddin Lopa yang membidangi urusan pendidikan, agama, sosial termasuk kesehatan yaitu ingin melihat dan mengetahui berapa jumlah anggaran di bidang kesehatan, berapa jumlah peserta PBI APBN dan APBD, bagaimana mekanisme dan apa kendala yang dihadapi  terkait dengan pelaksanaan JKN di Sulawesi Barat. terutama menyangkut peraturan presiden RI no. 75 tahun 2019tentang jaminan kesehatan yang didalamnya mengatur masalah kenaikan iuran BPJS.

Sementara itu, Bapak H. Iskandar Muda Baharuddin Lopa menjelaskan pada sambutanya bahwa kedatanganya fungsi DPR,  yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. kebetulan hari ini kami menjalankan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan UU tentang SJSN undang – undang nomor 24 tahun 2019 tentang badan penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ).

Edited By. Muh. Yusran, SKM

Fasilisitasi dan Intervensi Program Marasa di Bidang Kesehatan di Kabupaten Pasangkayu, Kecamatan Bambalamotu, Desa Wulai.

0

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat bersama Dinkes Kabupaten Pasangkayu dan Puskesmas Bambalamotu melaksanakan kegiatan Fasilitasi dan intervensi program MARASA ( Mandiri, Cerdas, Sehat )bidang kesehatan merupakan program prioritas Gubernur sulawesi barat Bpk H. Ali Baal Masdar, di kabupaten pasangkayu kec. Bambalamotu, desa wulai.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”untuk mendukung “Indoseia Sehat”; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” Selaras dengan hal tersebut Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, merumuskan Visi  Sulawesi Barat Maju & Malaqbi.

Kegiatan Fasilitasi dan intervensi program MARASA bidang kesehatan di hadiri kepala bidang kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Sulbar, Kepala Desa Wulai, Sekretaris Desa Wulai, Tim Marasa Dinkes Prov. Sulbar, Dinkes Pasangkayu, Puskesmas bambalamotu dan Masyarakat Desa wulai.

Kegiatan ini dilaksanakan beberapa kegiatan diantaranya melakukan Advokasi desa marasa, penyerahan Posbindu & Posyandu Kit, penyuluhan kesehatan tentang gizi & KIA, Imunisasi, TBC, Kesehatan Lingkungan, Penyakit tidak menular ( PTM ) dan melakukan pelayanan kesehatan, screening PTM & Program Kefarmasian ke masyarakat desa wulai.

Dimana Dinas Kesehatan Provinsi sulawesi barat secara terintegrasi dengan beberapa program melakukan  intervensi di desa wulai dengan tujuan utamanya adalah untuk punurunan angka stunting , untuk meningkatkan cakupan indikator – indikator desa sehat.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. Muhammad Ihwan menyampaiakan dalam sambutanya khusus kabupaten pasangkayu ada 10 lokus desa marasa tahun 2019 salah satu desa yaitu desa wulai. Dikatakan desa marasa adalah dengan latar belakang desa dengan indikator – indikator kesehatanya masih rendah. Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah Memberikan pemahaman tentang kesehatan & memberikan pelayanan kesehatan di desa Wulai ini.

Edited By. Muh. Yusran, SKM

Penguatan Kompetensi Dokter Umum Melalui Program Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) di Provinsi Sulawesi Barat

0

Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan BPPSDMK Kemenkes RI bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler (PERKI) Indonesia dan fasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menyelenggarakan kegiatan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian bagi dokter umum yang bertugas di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Sulawesi Barat. Kegiatan tersebut berlangsung di Kabupaten Mamuju pada tanggal 01 – 03 Desember 2019. Salah satu tujuan utama dilaksanakanannya kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi organisasi profesi melaksanakan workshop didaerah. Dalam kegiatan tersebut hadir beberapa Narasumber yang berasal dari Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, IDI Wilayah, Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Dokter Spesialis Ilmu  Kardiologi dan Kedokteran Vaskular dan Dokter Spesialis Ilmu Anastesiologi dan Terapi Intensif.

Acara secara resmi dibuka oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. H. Muhammad Alief Satria Lahmuddin. Dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PERKI  yang memberikan dukungan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Penyelenggaraan Workshop Bagi Dokter Umum di Provinsi Sulawesi Barat yang diharapkan dapat mendorong kesiapan dan peran serta pelayanan kesehatan dalam mendukung standardisasi tenaga kesehatan.

Penyelenggaraan Workshop bagi dokter umum di Provinsi Sulawesi Barat sangat diperlukan untuk menjadi stimulus bagi Organisasi Profesi dalam memfasilitasi para anggotanya di daerah kabupaten, daerah yang sulit dijangkau sehingga mendorong majunya tata kelola organisasi profesi tenaga kesehatan dalam mendukung program pengembangan keprofesian dan sertifikasi tenaga kesehatan.

Oleh : sdmk_DK-12

Fasilisitasi dan Intervensi Program Marasa di Bidang Kesehatan

0

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”untuk mendukung “Indoseia Sehat”; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” Selaras dengan hal tersebut Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, merumuskan Visi  Sulawesi Barat Maju & Malaqbi.

Fasilitasi dan intervensi program MARASA bidang kesehatan merupakan program prioritas Gubernur sulawesi barat Bpk H. Ali Baal Masdar . Dimana Dinas Kesehatan Provinsi sulawesi barat secara terintegrasi dengan beberapa program melakukan  intervensi di desa Sambabo kecamatan Ulumanda kabupaten   majene, dengan tujuan utamanya adalah untuk punurunan angka stunting , untuk meningkatkan perilaku hidup sehat di masyarakat agar mereka tau, mau dan mampu menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desanya.

Tim MARASA Dinkes Provinsi Sulawesi barat bersama dengan tim Dinkes kabupaten majene terjun langsung ke desa dengan melakukan kegiatan Pendidikan dan penyuluhan kesehatan oleh program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, program gizi dan kesehatan Ibu Anak, program kesehatan lingkungan, program TBC, program surveillance dan imunisasi, dan program penyakit tidak menular. Kemudian dilaksanakan juga Screening kesehatan oleh program penyakit tidak menular dan program kefarmasian.

Edited. Muh. Yusran, SKM

Penguatan Kapasitas & Koordinasi Dengan Tim Pertimbangan Klinis Provinsi Sulawesi Barat

0

Pertemuan ini dibuka oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan  Dinas Kesehatan Provinsi Provinsi Sulawesi Barat, Dra. Hj. Sufiani, Apt, M. Kes yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, pada kamis, 28 November 2019 di Grand Maleo Hotel & Convention yang dihadiri oleh 56 orang peserta, terdiri dari Puskesmas, Dinas Kesehatan, RSUD Kab/Kota se Provinsi Sulawesi Barat, BPJS kesehatan, Organisasi Profesi, Akademisi.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan & SDMK Dinas Kesehatan Prov. Sulbar ,P2JK ( Pusat Pertimbangan dan Jaminan Kesehatan ), Dewan Pertimbanagan Klinis Pusat menjadi narasumber pada kegiatan  penguatan kapasitas dan kordinasi dengan tim pertimbagan klinis provinsi

Program Jaminan Kesehatan Nasional sebagai salah satu program kesehatan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan telah dirasakan manfaatnya sehingga perlu dijaga sustainabilitas.

“Pencegahan dan penanganan kecurangan (FRAUD) dalam pelaksanan Program Jaminan Kesehatan Pasal 92 – 95 yaitu (1) Sistem pencegahan kecurangan dilakukan secara sistematika, terstruktur dan komprehensif, (2) Menteri Kesehatan, Kepala Dianas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas kesehatan Kab/Kota dapat memberikan sanksi administrasi ( teguran lisan, teguran tertulis, pemerintah mengembalikan kerugian ). (3) Untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan kecurangan dibentuk tim terdiri dari kemenkes. K/L BPJS Kesehatan dan KPK.” Ujar dr. Christian S Mamahit, M. Kes

Dr. Nasdaldy, Sp OG (K) menyampaikan Bahwa Tugas Tim pertimbangan Klinis yaitu menyelesaikan sengketa yang terjadi antara BPJS dengan Providernya ( Rumah Sakit , Puskesmas, Dokter Praktek yang bekerja sama dengan BPJS ), pertimbangan Klinis juga sebagai penyelesain sengketa ( Mahkamah ) dan penguatan sistem JKN.

Edited. Muh. Yusran, SKM

Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku Angkatan IV Tingkat Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2019

0

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat malaksanakan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku Angkatan IV Tingkat Provinsi Sulawesi Barat, Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari di hotel D’Maleo Mamuju mulai tanggal 21 Oktober s/d 25 Oktober 2019.

Narasumber Fasilitator Pelatihan pada kegiatan tersebut Pusat Pelatihan SDM Kesehatan PPSDM, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Pejabat Struktural Dinas Kesehatan Provinsi, BBPSDM, Staf Dinas Kesehatan Provinsi yang sudah mengikuti TOT Komunikasi Perubahan Perilaku dengan peserta dari semua kabupaten di provinsi Sulawesi Barat.

Peserta yang diundang berasal dari Lokus yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan yaitu Kabupaten Majene PKM Malunda 3 orang, PKM Mapilli 3 orang. Kabupaten Polewali Mandar PKM Pekkabata 3 orang, PKM Matakali 3 orang. Kabupaten Mamasa PKM Tabulahan 4 orang. Kabupaten Pasangkayu PKM Duripoku 2 orang. Kabupaten Mamuju Tengah PKM Lara 3 orang, dan Kabupaten Mamuju PKM Tarailu 3 orang, PKM Ranga – Ranga 4 orang. 

Upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, bukan merupakan proses yang mudah. Sehubungan dengan itu, petugas kesehatan terutama tenaga promosi kesehatan puskesmas harus mempunyai kompetensi yang memadai dalam melakukan intervensi perubahan perilaku melalui upaya promosi kesehatan serta komunikasi perubahan perilaku, sesuai dengan masalah kesehatan yang ada serta kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. H. Muhammad Alief Satria Lahmuddin menyampaikan dalam sambutanya Salah satu intervensi perilaku kesehatan keluarga adalah melalui pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam pemberdayaan Keluarga Sehat. Pada prinsipnya KPP dalam pemberdayaan keluarga sehat merupakan upaya pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Edited By. Muh. Yusran, SKM

Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku Angkatan IV Tingkat Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2019

0

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat malaksanakan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku Angkatan IV Tingkat Provinsi Sulawesi Barat, Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari di hotel D’Maleo Mamuju mulai tanggal 21 Oktober s/d 25 Oktober 2019.

Narasumber Fasilitator Pelatihan pada kegiatan tersebut Pusat Pelatihan SDM Kesehatan PPSDM, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Pejabat Struktural Dinas Kesehatan Provinsi, BBPSDM, Staf Dinas Kesehatan Provinsi yang sudah mengikuti TOT Komunikasi Perubahan Perilaku dengan peserta dari semua kabupaten di provinsi Sulawesi Barat.

Peserta yang diundang berasal dari Lokus yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan yaitu Kabupaten Majene PKM Malunda 3 orang, PKM Mapilli 3 orang. Kabupaten Polewali Mandar PKM Pekkabata 3 orang, PKM Matakali 3 orang. Kabupaten Mamasa PKM Tabulahan 4 orang. Kabupaten Pasangkayu PKM Duripoku 2 orang. Kabupaten Mamuju Tengah PKM Lara 3 orang, dan Kabupaten Mamuju PKM Tarailu 3 orang, PKM Ranga – Ranga 4 orang. 

Upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, bukan merupakan proses yang mudah. Sehubungan dengan itu, petugas kesehatan terutama tenaga promosi kesehatan puskesmas harus mempunyai kompetensi yang memadai dalam melakukan intervensi perubahan perilaku melalui upaya promosi kesehatan serta komunikasi perubahan perilaku, sesuai dengan masalah kesehatan yang ada serta kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. H. Muhammad Alief Satria Lahmuddin menyampaikan dalam sambutanya Salah satu intervensi perilaku kesehatan keluarga adalah melalui pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam pemberdayaan Keluarga Sehat. Pada prinsipnya KPP dalam pemberdayaan keluarga sehat merupakan upaya pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)