Home Blog Page 51

Promkes Kemenkes RI Apresiasi Program Gerakan Gizi dan PHBS Partisipatif Bangunmandar Sehat

0

Promkes Kementerian Kesehatan RI memberikan apresiasi kepada Hj Enni Anggraeni Anwar selaku ketua PKK Sulawesi Barat atas dukungannya terhadap pembangunan kesehatan masyarakat Sulawesi Barat. ”Kontribusi Ibu Enni di bidang kesehatan luar biasa dan banyak inovasi, terutama terobosannya lewat Gerakan Gizi Partisipatif Bangunmandar Sehat. Mudah-mudahan dapat menjadi motivasi TP-PKK Kabupaten lainnya,” kata Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI dr Eni Gustina, MPH ketika diterima Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Barat di Hotel Century Park Jakarta, Jumat, 30 Oktober 2015.

Menurut dr Eni, dalam rangka hari kesehatan nasional secara rutin Menteri Kesehatan memberikan apresiasi kepada perorangan atau lembaga yang menonjol dalam memberikan kontribusi di bidang kesehatan. Untuk itulah tim verifikasi melakukan audensi dengan Ketua TP – PKK Sulawesi Barat karena dinilai sangat spesifik, baik dari segi pendidikan, kesehatan, keagamaan, semua sudah berjalan dengan baik.

“Apa yang dilakukan Sulawesi Barat berdampak besar bagi masyarakat. Verifikasi ini tidak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga dasi sisi organisasi. Tim juga memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan TP – PKK Sulbar dan jejaring gerakan PKK sampai ke kabupaten/kota sudah kuat. Hal ini perlu ditiru untuk dijadikan model ditempat lain,” ujarnya
Sementara itu Ibu TP PKK Sulbar menyampaikan rasa syukurnya terhadap masyarakat Sulbar yang dinamis dan mudah diajak kerjasama, karena aktivitas tidak bisa dilakukan tanpa adanya kerjasama. Apalagi masyarakatnya dalam melakukan pekerjaan tidak hanya sekedar menjalankan tugas tapi melakukan dengan hati.

Sejak awal, Pemprov Sulbar dibawah kepemimpinan Gubernur Anwar Adnan Saleh dan Aladin S Mengga sudah memprioritaskan pembangunan di bidang kesehatan, setelah itu bidang pendidikan, dan seterusnya. Hal ini sudah terbukti dengan gerakan bersama-sama elemen sangat bermanfaat. “Kami selalu mendorong teman-teman berbagai elemen, sekaligus juga terjun untuk meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat Sulbar, khususnya penurunan AKI dan AKB dan hasilnya dapat dirasakan,”.jelasnya

“Harapan saya, di seluruh kabupaten , teman-teman TP-PKK bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan berbagai elemen, Dinas Kesehatan Kab, Camat dan Kepala Desa , seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Sulbar , ternyata sangat efektif didalam menangani kasus,” katanya .

Ia menambahkan, pendampingan gizi partisipatif pada daerah bangunmandar sangat memiliki dampak yang cukup besar dalam peningkatan status Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Kepala dinas Kesehatan dr, Achmad Azis yang turut serta dalam audensi mengatakan bahwa intervensi permasalahan di hulu menjadi prioritas pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dikerja samakan dengan TP PKK Sulawesi Barat.

Kepala Seksi Promkes Dinkes Sulbar, Nana Darmania mengatakan bahwa diharapkan kedepan kemitraan semakin ditingkatkan untuk mewujudkan keluarga sehat.

Program Bangunmandar telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembangunan Desa Mandiri Berbasis Masyarakat.

Lepas Kepenatan, Dinkes Sulbar laksanakan Outbond

0

Dengan sedikit melupakan kesibukan tiap hari yang semakin padat, karyawan-karyawati Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat mengikuti kegiatan Outbond dan Kegiatan Program Kesehatan kerja. Kegiatan yang diikuti hampir seluruh karyawan Dinas Kesehatan dan beberapa peserta dari Instansi Non Kesehatan di mengambil tempat di Stadion Manakarra Mamuju

Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. achmad Azis mengajak kepada segenap karyawan untuk sejenak melupakan tugas-tugas yang semakin banyak dan bisa bergembira mengikuti acara outbond ini. Dari fihak instruktur juga mengajak kepada semua peserta untuk melaksanakan outbond dengan rilek dan dapat sehingga akan mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.

Pada kegiatan ini pelaksanaan outbond melibatkan fihak ketiga yang telah profesional sebagai penyelenggara outbond. Sesuai himbauan Kepala Dinas setiap karyawan diharuskan untuk mengikuti outbond ini, begitu Pula dengan kegiatan kesehatan kerja untuk mengukur kondisi kebugaran peserta.

Untuk pelaksanaan outbond ini karyawan dibagi dalam 5 kelompok masing-masing kelompok sekitar 10 -15 orang. Acara outbond yang berlangsung selama 3 jam ini dilaksanakan 3 jenis permainan yaitu menjatuhkan diri dari ketinggian, Pemindahan Tepung dari depan kebelakang dan Permainan “Save Yor King” . Pada setiap akhir permainan selalu disampaikan makna dari permainan dihubungkan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari.

Usai outbond dilanjutkan istirahat dan makan siang makanan Khas Tradisional, Pisang Sattai dan Ubi Sattai

Program Kesehatan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) Menuju Stop Babs Dan Menurunkan Stunting

0

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan yang cukup efektif untuk mempercepat akses terhadap sanitasi yang layak melalui pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku secara kolektif. Salah satu program yang mendukung pelaksanaan tersebut adalah sebuah program baru yakni program kesehatan gizi berbasis masyarakat (PKGBM) Sehubungan dengan hal tersebut, oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar telah melakukan rapat kerja teknis ( Rakertek ) atau workshop pada 21-24 Oktober 2015 di Hotel Lilianto.

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pelaksanan kegiatan Rakertek tersebut adalah meningkatkan pengetahuan peserta mengenai komponen sanitasi di dalam PKGBM, membentuk tim pemicuan Kecamatan yang berasal dari unsur kantor kecamatan dan puskesmas, penyusun rencana kerja tahun 2015 dan 2016, mengusulkan nominasi desa yang akan diintervensi (4 – 6 desa per puskesmas) Menyusun langkah teknis pelaksanaan kegiatan dan Menciptakan komitmen bersama di antara para pihak untuk keberhasilan program.

Kegiatan Rakertek PKGBM dibuka secara resmi oleh Asisten 1 Kabupaten Polewali Mandar (Drs. Amujib, MM) didampingi oleh ketua penggerak PPK Kabupaten Polewali Mandar, Kepala Dinas Kesehatan dan sekretaris, dalam sambutannya menyampaikan agar seluruh Camat dan Puskesmas menyukseskan program PKGBM pada 10 kecamatan yang diintervensi oleh MCAI, sehingga persoalan gizi dan sanitasi dapat teratasi secara baik..

Pelaksanaan kegiatan ini dikawal secara penuh oleh ketua panitia Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan ( H. Haidar,S.Sos, M.Si ) jumlah peserta pada kegiatan Rakertek tingkat kabupaten tersebut sebanyak 57 Orang peserta dari unsur puskesmas ( sanitarian, Promkes, Gizi, Kepala Puskesmas dan Camat, dari hasil kegiatan tersebut di susun rencana tindak lanjut bahwa diakhir tahun 2016 desa-desa yang diintervensi Oleh MCAI di sepuluh kecamnatan akan dideklarasikan sebagai desa yang terbebas dari Buang air Besar Sembarangan (ODF)

Stakeholder Meeting STBM di Rangkaikan Dengan Peringatan Hari CTPS

0

Pembangunan Sanitasi terdahulu yang menitik beratkan pada pembangunan fisik jamban ternyata belum memperlihatkan hasil yang berarti, sekalipun target pembangunan fisik tercapai namun kebiasaan Buang Air Besar disembarang tempat masih terus berlanjut, akibatnya banyak jamban yang terbangun tidak dimanfaatkan. Hal ini mengindikasikan bahwa bantuan dana dan ketersediaan sarana belum cukup menjamin perubahan perilaku pada masyarakat karena mereka terlanjur merasa nyaman, mereka tidak mampu melihat dampak yang ditimbulkan dari perilaku buruk tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar telah melakukan pertemuan Stakeholder meeting yang dirangkaiakan dengan peringatan hari cuci pakai sabun se dunia ke -8, pelaksanaan kegiatan tersebut diaula dinas kesehatan kabupaten polewali mandar. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pelaksanan kegiatan Stakeholder Meeting untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen dalam pelaksanaan STBM di Kab. Polewali Mandar dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan STBM bagi para Stakeholder di Kabupaten, Kecamatan dan Desa.

Untuk memperoleh komitmen, peran serta, dukungan sumber daya, serta fasilitasi dalam pemberdayaan masyarakat, sehingga apa yang menjadi target ODF (Open Defecation Free) / Masyarakat terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan dapat tercapai. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bupati bidang pembangunan (Ir.Syarifuddin, MM) mewakili bupati beliau berpesan agar mendukung program pelaksanaan kegiatan yang berorientasi menjadikan kabupaten polewali mandar terbebas dari buang air besar sembarang sebagaimana telah dikeluarkan surat edaran bupati untuk seluh camat. jumlah peserta pada kegiatan pertemuan Stakeholder meeting tersebut sebanyak 50 Orang peserta Sekecamatan Wonomulyo peserta terdiri dari unsur Camat, Puskesmas, kades serta melibatkan TNI dari pertemuan tersebut diperoleh komitmen bersama untuk menjadikan kecamatan wonomulyo sebagai kecamatan pertama yang akan mendeklarasikan sebagai Kecamatan yang terbebas dari Buang air Besar Sembrangan (ODF)

WHO Rekomendasikan Cuci Tangan Pakai Sabun

0

Badan Kesehatan PBB World Health Organization (WHO) menjelaskan, kedua tangan adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Sebab tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung. Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang berkuman, antara lain : diare, kolera, Insfeksi saluran pernapasan (ISPA), cacingan, flu, dan Hepatitis A.

Penelitian WHO juga menunjukkan bahwa mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting dapat mengurangi angka kejadian diare sampai 40%. Cuci tangan pakai sabun dengan benar juga dapat mencegah penyakit menular lainnya seperti tifus dan flu burung. Sedangkan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, seperti yang disampaikan United States Agency for International Development (USAID). Riset menunjukkan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ISPA.

Sejak tahun 2008, Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa menyerukan perlunya peningkatan praktek higiene dan hanitasi di seluruh dunia dan sejak itu, Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia diperingati secara global setiap tanggal 15 Oktober lalu.

Melalui Hari CTPS ini diharapkan peran semua pemangku kepentingan untuk: menyelenggarakan kegiatan CTPS secara serentak pada tanggal 15 Oktober setiap tahun; menyelenggarakan kegiatan lanjutan dalam rangka sosialisasi dan kampanye CTPS melalui berbagai kegiatan nyata di masyarakat; dan menyediakan sarana CTPS yang disertai dengan kampanye perilaku higienis lainnya di masyarakat, sekolah, dan tempat umum seperti bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, tempat wisata, dan pasar.

Mari kita menjaga kesehatan diri dan keluarga serta lingkungan, karena Kesehatan adalah Hak Azasi walaupun Kesehatan bukan segalanya tapi tanpa kesehatan segalanya tak berarti, and Health for all

Gerakan Gizi Partisipatif Program Bangunmandar Sehat

0

Dalam rangka mengentaskan kemiskinan didaerah desa Bagunmandar maka dilakukan suatu gerakan yaitu gerakan gizi partisipatif, dengan tujuan Mengidentifikasi masalah gizi pada tingkat keluarga; Melakukan peningkatan pelayanan gizi keluarga berbasis masyarakat yaitu tambahan hari pelayanan gizi diluar jadwal posyandu seperti konseling masalah gizi, Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), MP-ASI, pemberian obat gizi. Adapun Hasil Yang Diharapkan adalah Terbentuknya keluarga yang bebas dari permasalahan gizi pada desa Bangunmandar sehat sebanyak 135 desa pada akhir tahun 2016.’

Manfaat kegiatan gizi partsisipatif secara jangka pendek Mendapatkan Data Profil Gizi keluarga sebagai dasar dalam pelaksanaan Intervensi yang tepat dan Manfaat Jangka Panjang Terjadinya kemandirian keluarga dalam mengidentifikasi masalah gizi dan mampu mengatasi masalah gizi pada level keluarga

LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN

  1. Melakukan Kalakarya Kesehatan pada Desa sasaran Program Bangunmandar
  2. Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, kepala Puskesmas dan Kepala Desa)
  3. Menyusun Juknis Bangunmandar Sehat bersama dengan Pengurus Harian bangunmandar dan Perkumpulan Prakarsa
  4. Melakukan Pendataan Profil Gizi keluarga
  5. Mengidentifikasi keluarga (ibu hamil/ibu menyusui dan balita) yang memiliki permasalahan gizi berdasarkan data profil gizi keluarga
  6. Membuat Peta Profil Gizi Desa berbasis Posyandu
  7. Melaksanakan kegiatan ekstra posyandu yaitu pemberian pelayanan Gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang memiliki permasalahan gizi. Ini dilaksanakan oleh Kader dan ibu–ibu TP -PKK Desa. Ada pengelompokan anak dan ibu berdasarkan permasalahan yang ada dengan menggunakan kartu permainan. Permainan yang di gunakan adalah permainan ULAR TANGGA. Selain permainan dilakukan pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT); Pemantauan Pertumbuhan dan perkembangan anak

Kader Posyandu dan Ibu PKK Desa melakukan follow up secara berkala kepada keluarga yang memiliki permasalahan gizi dengan melakukan konseling

Kegiatan Gizi partisipatif dengan beberapa tahapan tahapan pelaksanaan memberikan hasil sebagai berikut :

  • Melakukan Kalakarya Kesehatan pada Desa sasaran Program Bangunmandar

Kalakarya Kesehatan di lakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten bekerja sama dengan Pemerintah kecamatan, Puskesmas dan Pemerintah Desa. Dalam kegiatan ini berupa dialog dimana masyarakat di ajak berpikir kritis dan “out the box” dalam menemukan permasalahannya dan melakukan intervensi permasalahan kesehatan yang ada pada desanya. Persentase Balita ditimbang menjadi bahan yang selalu hangat dan alot didikusikan. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 26 kali didesa

  • Melakukan Koordinasi dengan Lintas Sektor dalam pengembangan gizi partisipatif pada desa program bangunmandar sehat berkerja sama dengan Pokja IV PKK Provinsi Sulawesi Barat
  • Menyusun Juknis Bangunmandar Sehat bersama dengan Pengurus Harian Bangunmandar dan Perkumpulan Prakarsa

Dalam pengembangan Intervensi terhadap desa Bangunmandar Sehat yang Focus utamanya pada peningkatan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berkerja sama dengan perkumpulan Prakarsa ,Pengurus Harian Program Bangunmandar dan Pokja IV TP – PKK, menyusun Juknis yang menjadi Pedoman bagi tiap jenjang dalam melaksanakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang di sepakati.

Juknis bangunmandar sehat membahas tentang Tata cara Pelaksanaan Program Bangunmandar Sehat dan pembagian tanggung jawab secara berjenang antara Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa

  • Melakukan pendataan Profil Gizi keluarga

Para kader dan Ibu PKK tingkat Desa melakukan pendataan dengan kunjungan kerumah –rumah untuk mengumpulkan informasi, dengan menggunakan formulir Profil Gizi. Dalam formulir profil gizi keluarga mencatat semua informasi prilaku dan praktek gizi dan kesehatan tertentu oleh balita dan ibu. Pada tahap ini para kader dan ibu PKK desa dibekali tip/petunjuk bagaimana cara melakukan wawancara dan cara mengisi profil gizi keluarga sebelum turun kelapangan untuk melakukan pendataan .

  • Melakukan identifikasi keluarga ( ibu dan balita ) yang memiliki permasalahan gizi

Setelah melakukan pendataan, para kader dan ibu-ibu PKK desa membuat rekapan data berdasarkan posyandu dengan menggunakan lembar rekapitulasi. Untuk menghidari adanya RT yang tidak terdata maka data yang dikumpulkan dicocokan dengan data yanga pada master daftar keluarga yang ada pada kepala dusun atau melakukan pengecekan data PGK dengan buku catatan posyandu. Setelah data terekap maka para kader dan ibu–ibu PKK desa mengidentifikasi dan menandai keluarga yang memiliki permasalahan gizi dengan memberikan kode warna pada gambar rumah masing –masing keluarga. Pada gambar rumah keluarga terdapat kotak–kotak yang mengambarkan indikator PGK yang sudah terisi dengan kode warna sesuai dengan masalah. Kode warna yang digunakan (biru – prilaku baik), (merah – tidak baik/dengan kebutuhan tidak terpenuhi), (kuning – tidak dilaksanakan).

  • Membuat peta Profil Gizi Desa berbasis Posyandu

Setelah data terekap dan membuat warna rumah per keluarga berdasarkan hasil yang diperoleh dari formulir profil gizi keluarga dan informasi lain yang ada, maka para kader dan PKK desa dibantu oleh kepala desa dan kepala dusun mengambar peta desa, dalam peta ini memuat denah rumah keluarga yang memiliki masalah gizi. Setelah peta jadi maka para kader dan ibu PPK desa menempelkan gambar rumah yang telah diwarnai di papan denah sesuai dengan letak rumah sebenarnya sehingga memudahkan kader dan ibu PKK desa dalam melakuan kunjungan rumah berkelanjutan.

  • Setelah melakukan identifikasi keluarga yang bermasalah maka para kader dan PKK desa dan aparatur desa menyelenggarakan kegiatan pelayanan Gizi bagi anak dan ibu yang memiliki permasalahan gizi. Denah warna rumah menjadi dasar perencanaan kegiatan pelayanan gizi yang akan diberikan. Tindakan alternative yang diambil berdasarkan masalah dan jumlah keluarga yang tepat yang mempunyai kebutuhan pelayanan yang sama (Kelompok Ibu Hamil, Kelompok Ibu menyusui, Kelompok bayi 0-6 bulan dan kelompok anak usia 6-59 bulan). Ada 4 tindakan intervensi yaitu 1). Kegiatan ekstra posyandu, metode yang digunakan pada tahap ini yaitu, dengan menggunakan kartu Permainan. Permainan yang di gunakan adalah Permainan ULAR TANGGA dimana pada kartu–kartu terdapat pesan–pesan gizi sesuai dengan kelompok pelayanan yang sama, pada kegiatan ekstra posyandu selain permainan kartu juga diberikan PMT penyuluhan dan dilakukan pemantauan pertumbuhan balita. 2). Kegiatan konseling menurut kelompok atau dusun / posyandu, 3). Menyelenggarakan kunjungan rumah, 4). Membuat rujukan bagi kasus-kasus gizi yang tidak bisa diatasi oleh kader dan ibu PKK seperti kasus marasmus dan kwasiokor.
  • Kader Posyandu dan Ibu PKK Desa melakukan follow up secara berkala kepada keluarga yang memiliki permasahan gizi, kader dan ibu PKK membuat daftar keluarga yang harus dikunjungi dan menyiapkan jadwal kunjungan rumah.

Tondok Bakaru Desa bangunmandar Sehat siap lakukan Pendataan

0

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Kabupaten Mamasa atas dijadikannya desa Tondok Bakaru sebagai Pilot Project Program bangunmandar sehat” Ujar Kepala Desa Tondok Bakaru Mamasa

Camat Mamasa yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan dalam sambutan pada bimbingaper mengatakan bahwa program ini harus di dukung secara bersama – sama. Semua sektor harus di padukan. intervensi program dalam pencapaian taraf hidup yang lebih baik menuju desa yang lebih sehat.

Pendataan yang di kenal dengan istilah Sistem Informasi Kesehatan berbasis masyarakat untuk mengetahui titik nol situasi dan kondisi kesehatan desa bangunmandar sehat. Hasil pendataan yang telah dilakukan menjadi bahan utama dalam pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Pemerintah kabupaten dan Provinsi yang memiliki agenda kegiatan di desa bangunmandar dapat melakukan koordinasi dengan fasilitator komunitas yang ada di desa Rambu Saratu dan Tondok Bakaru.

Desa Tondok Bakaru yang ditetapkan menjadi sasaran Program Bangunmandar telah beberapa kali melakukan kerja sama pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat yang di fasilitasi oleh Dinas kesehatan Kabupaten, Puskesmas maupun Fasilitator Komunitas yang ada di lapangan.

Dalam kesempatan terpisah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Achmad Azis mengatakan bahwa telah ada beberapa rangkaian kegiatan yang telah di lakukan sebagai wujud intervensi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat terhadap Desa Bangunmandar . Kegiatan tersebut antara lain Kalakarya Kesehatan Desa Bangunmandar, Pelayanan Kesehatan dokter spesialis pada Desa Bangunmandar, Pemicuan Jamban Sehat dan Pelatihan Penyusunan Data Base kesehatan Gizi di Desa yang di lakukan oleh kader.

Pendataan yang akan dilakukan oleh kader dan Pemerintah Desa akan menjadi bahan evaluasi bagi segenap lintas sektor dan lintas Program dalam peningkatan status pembangunan khususnya pembangunan Kesehatan Masyarakat.

Wisuda Ke IV Poltekkes Mamuju Tahun 2015

0

Sebanyak 180 wisudawan-wisudawati Polteknik Kesehatan Kemenkes Mamuju mengucapkan janji saat prosesi pengambilan sumpah sebagai tenaga kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Achmad Azis,M.Kes. Acara yang diselenggarakan di Ball Room d’Maleo Hotel pada Rabu, 30 September 2015 yang dihadiri oleh anggota Senat Poltekkes Kemenkes Mamuju. Adapun para wisudawan-wisudawati yang acara wisuda angkatan IV dan angkat sumpah ini berasal dari Jurusan Keperawatan, Kebidanan, Gizi orang serta jurusan Kesehatan Lingkungan.

Drs. H.Hasir, Apt.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju sekaligus sebagai Ketua Senat menyampaikan beberapa keberhasilan di Poltekkes Kemenkes Mamuju di antaranya telah terakreditasinya berbagai jurusan di Poltekkes Kemenkes Mamuju oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Selain mengambil sumpah dr. Achmad Azis juga memberikan arahan dan mengingatkan kepada wisudawa-wisudawati agar setelah dilantik menjadi tenaga kesehatan tidak sekedar menyandang gelar kependidikan tetapi juga mau melaksanakan tanggungjawab moral dan intelektual, Para lulusan ini nantinya diharapkan menjadi tenaga kesehatan yang handal dan profesional sehingga mampu meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selanjutnya beliau menyampaikan setelah dilantik menjadi tenaga Ahli Madya  Kesehatan, maka akan membawa perubahan status diri, sehingga wisudawan-wisudawati harus selalu membiasakan kebenaran bukan membenarkan kebiasaan..

Selain itu Kepala Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Barat juga menyampaikan bahwa hasilk IPKM 2013 dapat di jadikan sebagai peluang bagi para wisudawan wisudawati untuk berpartisipasi dalam peningkatan pencapaian indeks Pembangunan Kesehatan masyarakat Sulawesi Barat dengan penanganan pada hulu pembangunan di sektor kesehatan yang tentunya memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas pelayanan kesehatan

Selamat kepada para wisudawan-wisudawati semoga semakin sukses, terus berkarya dalam melayani masyarakat, tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan diri, dan selalu berusaha menjadi tenaga kesehatan yang profesional serta ikut berperan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Wisudawan – Wisudawati Harapan menjadi Agen Perubahan

Tim CCM Minta Sulbar Kawal Penambahan Dana Global Fund Pada APBD

0

Informasi tentang dampak buruk Penyakit Aids, TB dan Malaria sangat penting untuk disebarluaskan oleh Pemerintah dan berbagai lembaga publik kepada masyarakat. Tanpa adanya sarana informasi yang memadai maka dikhawatirkan perkembangan penyakit tersebut akan makin meningkat dan merugikan orang banyak, termasuk di daerah Sulawesi Barat khususnya di Mamuju

Demikian disampaikan oleh Perwakilan UNICEF Badan Perserikatan Bangsa – Bangsa dalam pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat di Kantor Bappeda Provinsi Sulawesi Barat Pimpinan Rombongan, Tim CCM Indonesia yang didampingi Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat,

Kunjungan ke Provinsi Sulawesi Barat dimaksudkan untuk mengsosialisasikan Program Global Fund. ATM dan dampaknya demi penanggulangan penyakit Aids, TBC dan Malaria di Indonesia. Tim CCM mengharapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat maupun Instansi terkait lainnya dapat mengawal penambahan alokasi dana APBD untuk Program itu di daerah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Achmad Azis yang memimpin pertemuan , mengatakan sangat mengapresiasi kunjungan CCM di Provinsi Sulawesi Barat dan akan segera berkoordinasi dan bersinergi dengan instansi terkait di Pemerintah Sulawesi Barat untuk mengsukseskan Program dan mengsosialisasikan secara permanen kepada masyarakat.” Kepala Dinas Kesehatan juga mengatakan , untuk anggaran penyakit malaria dan TBC sudah teralokasi. Khusus anggaran AIDS, Dinkes minta dukungan dewan untuk diperjuangkan selain ada dana dari bantuan Global Fund

Sebagai gambaran bahwa Angka penjaringan suspek TB tahun 2011 – 2014 Provinsi Sulawesi Barat mengalami beberapa pencapaian keberhasilan. Terkait dengan penanganan kasus Positif Malaria mengalami penurunan dari 3004 kasus pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 421 kasus pada tahun 2014. Kabupaten yang termasuk wilayah endemis seperti Mamuju, dan Mamuju Utara pada tahun 2011 lalu, saat ini telah bebas dari Predikat endemis sejak tahun 2014.

Terkait dengan penanganan HIV AIDS masih ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya Masih banyak klien yang tdk mau berkunjung ke layanan karena stigma tentang HIV AIDS di masyarakat masih sangat tinggi dan Kurangnya koordinasi antar stakeholder terkait dengan program HIV-AIDS

Aksi nyata desa dan kecamatan menuju odf bersama tni Dalam pembangunan jamban hasil pemicuan

0

Pemicuan Jamban Sehat (PJS) yang menjadi program unggulan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat telah mengintervensi desa bangun Mandar di Kabupaten Polman dan Kabupaten Majene. Oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.H.Achmad Azis,M.Kes memerintahkan untuk segera menuntaskan program ini diseluruh desa sasaran yang telah disepakati di rapat pra pemicuan Jamban Sehat di Mamuju bulan April 2015 yang lalu. Menurut kepala dinas, outcome program ini langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya dari KK kurang mampu. Geliat kabupaten dalam kegiatan pemicuan cukup terasa seperti di Kabupaten Polman, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamasa. Khusus pelaksanaan pembanguan jamban sehat di Kabupaten Polewali Mandar akan terus berkelanjutan dan kegiatan ini mendapat Support dari Kepala Dinas Kesehatan Polewali Mandar (drg.Hj.Nurwan Katta,MARS) untuk menjadikan Kabupaten polewali mandar menjadi lebih Bersih dan lebih Sehat. kelanjutan pelaksaanaan pembangunan jamban kali ini tepatnya hari kamis tanggal 3 September di Dusun 1 dan 2 Desa Nepo Kecamatan Wonomulyo sebagai salah satu target Kecamatan ODF, pembangunan jamban untuk masyarakat yang sudah terpicu dilaksanakan, dalam pelaksanaan pembuatannya lebih cepat karena adanya sinergitas antara Dinkes dengan Danramil yang sudah dikoordinasikan sebelumnya oleh kepala Puskesmas Kebun Sari Ani Asmira,SKM dengan Camat Wonomulyo (H.Umbar.S ,S.Sos) yang selalu memotivasi warganya untuk senantiasa membangun Jamban karena tidak mahal kata beliau……. Danramil Kapten Inf.Hartono yang pada pelaksanaannya menurunkan personil dengan 13 orang anggota dari hasil pelaksanaan tersebut berhasil terbangun 3 unit jamban. Pembangunan jamban kali ini dengan mencetak di tempat dengan alat cetakan yang di miliki oleh Puskesmas Kebun Sari serta dari Dinas Kesehatan Polewali Mandar yang di fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar. Tanggapan masyarakat dengan melihat langsung pembuatan jamban yang dicetak di tempat sangat baik karena pada waktu yang bersamaan ada 6 kepala keluarga menyampaikan keinginannnya untuk dibantu dalam pelaksanaan pembangunannya dengan kesiapan menyediakan material yang diperlukan sehingga alat cetakan tersebut tetap disimpan dan akan tetap memfasilitasi agar kerjasama dengan Danramil tetap berlanjut dapat membantu warganya membangun jamban keberlanjutan dari proses pelaksanaannya akan dikontrol terus oleh sanitarian yang mempunyai semangat luar biasa saudari Sumiati Amd,KL yang bertanggung jawab di desa tersebut dalam pembangunan jamban tersebut didampingi juga oleh fasilitator STBM Polewali Mandar Bapak Muhammad Nurjaya dan Korprov STBM Sulawesi Barat