Gerakan Gizi Partisipatif Program Bangunmandar Sehat

0
1420

Dalam rangka mengentaskan kemiskinan didaerah desa Bagunmandar maka dilakukan suatu gerakan yaitu gerakan gizi partisipatif, dengan tujuan Mengidentifikasi masalah gizi pada tingkat keluarga; Melakukan peningkatan pelayanan gizi keluarga berbasis masyarakat yaitu tambahan hari pelayanan gizi diluar jadwal posyandu seperti konseling masalah gizi, Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), MP-ASI, pemberian obat gizi. Adapun Hasil Yang Diharapkan adalah Terbentuknya keluarga yang bebas dari permasalahan gizi pada desa Bangunmandar sehat sebanyak 135 desa pada akhir tahun 2016.’

Manfaat kegiatan gizi partsisipatif secara jangka pendek Mendapatkan Data Profil Gizi keluarga sebagai dasar dalam pelaksanaan Intervensi yang tepat dan Manfaat Jangka Panjang Terjadinya kemandirian keluarga dalam mengidentifikasi masalah gizi dan mampu mengatasi masalah gizi pada level keluarga

LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN

  1. Melakukan Kalakarya Kesehatan pada Desa sasaran Program Bangunmandar
  2. Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, kepala Puskesmas dan Kepala Desa)
  3. Menyusun Juknis Bangunmandar Sehat bersama dengan Pengurus Harian bangunmandar dan Perkumpulan Prakarsa
  4. Melakukan Pendataan Profil Gizi keluarga
  5. Mengidentifikasi keluarga (ibu hamil/ibu menyusui dan balita) yang memiliki permasalahan gizi berdasarkan data profil gizi keluarga
  6. Membuat Peta Profil Gizi Desa berbasis Posyandu
  7. Melaksanakan kegiatan ekstra posyandu yaitu pemberian pelayanan Gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang memiliki permasalahan gizi. Ini dilaksanakan oleh Kader dan ibu–ibu TP -PKK Desa. Ada pengelompokan anak dan ibu berdasarkan permasalahan yang ada dengan menggunakan kartu permainan. Permainan yang di gunakan adalah permainan ULAR TANGGA. Selain permainan dilakukan pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT); Pemantauan Pertumbuhan dan perkembangan anak

Kader Posyandu dan Ibu PKK Desa melakukan follow up secara berkala kepada keluarga yang memiliki permasalahan gizi dengan melakukan konseling

Kegiatan Gizi partisipatif dengan beberapa tahapan tahapan pelaksanaan memberikan hasil sebagai berikut :

  • Melakukan Kalakarya Kesehatan pada Desa sasaran Program Bangunmandar

Kalakarya Kesehatan di lakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten bekerja sama dengan Pemerintah kecamatan, Puskesmas dan Pemerintah Desa. Dalam kegiatan ini berupa dialog dimana masyarakat di ajak berpikir kritis dan “out the box” dalam menemukan permasalahannya dan melakukan intervensi permasalahan kesehatan yang ada pada desanya. Persentase Balita ditimbang menjadi bahan yang selalu hangat dan alot didikusikan. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 26 kali didesa

  • Melakukan Koordinasi dengan Lintas Sektor dalam pengembangan gizi partisipatif pada desa program bangunmandar sehat berkerja sama dengan Pokja IV PKK Provinsi Sulawesi Barat
  • Menyusun Juknis Bangunmandar Sehat bersama dengan Pengurus Harian Bangunmandar dan Perkumpulan Prakarsa

Dalam pengembangan Intervensi terhadap desa Bangunmandar Sehat yang Focus utamanya pada peningkatan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berkerja sama dengan perkumpulan Prakarsa ,Pengurus Harian Program Bangunmandar dan Pokja IV TP – PKK, menyusun Juknis yang menjadi Pedoman bagi tiap jenjang dalam melaksanakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang di sepakati.

Juknis bangunmandar sehat membahas tentang Tata cara Pelaksanaan Program Bangunmandar Sehat dan pembagian tanggung jawab secara berjenang antara Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa

  • Melakukan pendataan Profil Gizi keluarga

Para kader dan Ibu PKK tingkat Desa melakukan pendataan dengan kunjungan kerumah –rumah untuk mengumpulkan informasi, dengan menggunakan formulir Profil Gizi. Dalam formulir profil gizi keluarga mencatat semua informasi prilaku dan praktek gizi dan kesehatan tertentu oleh balita dan ibu. Pada tahap ini para kader dan ibu PKK desa dibekali tip/petunjuk bagaimana cara melakukan wawancara dan cara mengisi profil gizi keluarga sebelum turun kelapangan untuk melakukan pendataan .

  • Melakukan identifikasi keluarga ( ibu dan balita ) yang memiliki permasalahan gizi

Setelah melakukan pendataan, para kader dan ibu-ibu PKK desa membuat rekapan data berdasarkan posyandu dengan menggunakan lembar rekapitulasi. Untuk menghidari adanya RT yang tidak terdata maka data yang dikumpulkan dicocokan dengan data yanga pada master daftar keluarga yang ada pada kepala dusun atau melakukan pengecekan data PGK dengan buku catatan posyandu. Setelah data terekap maka para kader dan ibu–ibu PKK desa mengidentifikasi dan menandai keluarga yang memiliki permasalahan gizi dengan memberikan kode warna pada gambar rumah masing –masing keluarga. Pada gambar rumah keluarga terdapat kotak–kotak yang mengambarkan indikator PGK yang sudah terisi dengan kode warna sesuai dengan masalah. Kode warna yang digunakan (biru – prilaku baik), (merah – tidak baik/dengan kebutuhan tidak terpenuhi), (kuning – tidak dilaksanakan).

  • Membuat peta Profil Gizi Desa berbasis Posyandu

Setelah data terekap dan membuat warna rumah per keluarga berdasarkan hasil yang diperoleh dari formulir profil gizi keluarga dan informasi lain yang ada, maka para kader dan PKK desa dibantu oleh kepala desa dan kepala dusun mengambar peta desa, dalam peta ini memuat denah rumah keluarga yang memiliki masalah gizi. Setelah peta jadi maka para kader dan ibu PPK desa menempelkan gambar rumah yang telah diwarnai di papan denah sesuai dengan letak rumah sebenarnya sehingga memudahkan kader dan ibu PKK desa dalam melakuan kunjungan rumah berkelanjutan.

  • Setelah melakukan identifikasi keluarga yang bermasalah maka para kader dan PKK desa dan aparatur desa menyelenggarakan kegiatan pelayanan Gizi bagi anak dan ibu yang memiliki permasalahan gizi. Denah warna rumah menjadi dasar perencanaan kegiatan pelayanan gizi yang akan diberikan. Tindakan alternative yang diambil berdasarkan masalah dan jumlah keluarga yang tepat yang mempunyai kebutuhan pelayanan yang sama (Kelompok Ibu Hamil, Kelompok Ibu menyusui, Kelompok bayi 0-6 bulan dan kelompok anak usia 6-59 bulan). Ada 4 tindakan intervensi yaitu 1). Kegiatan ekstra posyandu, metode yang digunakan pada tahap ini yaitu, dengan menggunakan kartu Permainan. Permainan yang di gunakan adalah Permainan ULAR TANGGA dimana pada kartu–kartu terdapat pesan–pesan gizi sesuai dengan kelompok pelayanan yang sama, pada kegiatan ekstra posyandu selain permainan kartu juga diberikan PMT penyuluhan dan dilakukan pemantauan pertumbuhan balita. 2). Kegiatan konseling menurut kelompok atau dusun / posyandu, 3). Menyelenggarakan kunjungan rumah, 4). Membuat rujukan bagi kasus-kasus gizi yang tidak bisa diatasi oleh kader dan ibu PKK seperti kasus marasmus dan kwasiokor.
  • Kader Posyandu dan Ibu PKK Desa melakukan follow up secara berkala kepada keluarga yang memiliki permasahan gizi, kader dan ibu PKK membuat daftar keluarga yang harus dikunjungi dan menyiapkan jadwal kunjungan rumah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here