Home Blog Page 87

Gerakan Gizi Partisipatif Program Bangunmandar Sehat

0

Dalam rangka mengentaskan kemiskinan didaerah desa Bagunmandar maka dilakukan suatu gerakan yaitu gerakan gizi partisipatif, dengan tujuan Mengidentifikasi masalah gizi pada tingkat keluarga; Melakukan peningkatan pelayanan gizi keluarga berbasis masyarakat yaitu tambahan hari pelayanan gizi diluar jadwal posyandu seperti konseling masalah gizi, Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), MP-ASI, pemberian obat gizi. Adapun Hasil Yang Diharapkan adalah Terbentuknya keluarga yang bebas dari permasalahan gizi pada desa Bangunmandar sehat sebanyak 135 desa pada akhir tahun 2016.’

Manfaat kegiatan gizi partsisipatif secara jangka pendek Mendapatkan Data Profil Gizi keluarga sebagai dasar dalam pelaksanaan Intervensi yang tepat dan Manfaat Jangka Panjang Terjadinya kemandirian keluarga dalam mengidentifikasi masalah gizi dan mampu mengatasi masalah gizi pada level keluarga

LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN

  1. Melakukan Kalakarya Kesehatan pada Desa sasaran Program Bangunmandar
  2. Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, kepala Puskesmas dan Kepala Desa)
  3. Menyusun Juknis Bangunmandar Sehat bersama dengan Pengurus Harian bangunmandar dan Perkumpulan Prakarsa
  4. Melakukan Pendataan Profil Gizi keluarga
  5. Mengidentifikasi keluarga (ibu hamil/ibu menyusui dan balita) yang memiliki permasalahan gizi berdasarkan data profil gizi keluarga
  6. Membuat Peta Profil Gizi Desa berbasis Posyandu
  7. Melaksanakan kegiatan ekstra posyandu yaitu pemberian pelayanan Gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang memiliki permasalahan gizi. Ini dilaksanakan oleh Kader dan ibu–ibu TP -PKK Desa. Ada pengelompokan anak dan ibu berdasarkan permasalahan yang ada dengan menggunakan kartu permainan. Permainan yang di gunakan adalah permainan ULAR TANGGA. Selain permainan dilakukan pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT); Pemantauan Pertumbuhan dan perkembangan anak

Kader Posyandu dan Ibu PKK Desa melakukan follow up secara berkala kepada keluarga yang memiliki permasalahan gizi dengan melakukan konseling

Kegiatan Gizi partisipatif dengan beberapa tahapan tahapan pelaksanaan memberikan hasil sebagai berikut :

  • Melakukan Kalakarya Kesehatan pada Desa sasaran Program Bangunmandar

Kalakarya Kesehatan di lakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten bekerja sama dengan Pemerintah kecamatan, Puskesmas dan Pemerintah Desa. Dalam kegiatan ini berupa dialog dimana masyarakat di ajak berpikir kritis dan “out the box” dalam menemukan permasalahannya dan melakukan intervensi permasalahan kesehatan yang ada pada desanya. Persentase Balita ditimbang menjadi bahan yang selalu hangat dan alot didikusikan. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 26 kali didesa

  • Melakukan Koordinasi dengan Lintas Sektor dalam pengembangan gizi partisipatif pada desa program bangunmandar sehat berkerja sama dengan Pokja IV PKK Provinsi Sulawesi Barat
  • Menyusun Juknis Bangunmandar Sehat bersama dengan Pengurus Harian Bangunmandar dan Perkumpulan Prakarsa

Dalam pengembangan Intervensi terhadap desa Bangunmandar Sehat yang Focus utamanya pada peningkatan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berkerja sama dengan perkumpulan Prakarsa ,Pengurus Harian Program Bangunmandar dan Pokja IV TP – PKK, menyusun Juknis yang menjadi Pedoman bagi tiap jenjang dalam melaksanakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang di sepakati.

Juknis bangunmandar sehat membahas tentang Tata cara Pelaksanaan Program Bangunmandar Sehat dan pembagian tanggung jawab secara berjenang antara Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa

  • Melakukan pendataan Profil Gizi keluarga

Para kader dan Ibu PKK tingkat Desa melakukan pendataan dengan kunjungan kerumah –rumah untuk mengumpulkan informasi, dengan menggunakan formulir Profil Gizi. Dalam formulir profil gizi keluarga mencatat semua informasi prilaku dan praktek gizi dan kesehatan tertentu oleh balita dan ibu. Pada tahap ini para kader dan ibu PKK desa dibekali tip/petunjuk bagaimana cara melakukan wawancara dan cara mengisi profil gizi keluarga sebelum turun kelapangan untuk melakukan pendataan .

  • Melakukan identifikasi keluarga ( ibu dan balita ) yang memiliki permasalahan gizi

Setelah melakukan pendataan, para kader dan ibu-ibu PKK desa membuat rekapan data berdasarkan posyandu dengan menggunakan lembar rekapitulasi. Untuk menghidari adanya RT yang tidak terdata maka data yang dikumpulkan dicocokan dengan data yanga pada master daftar keluarga yang ada pada kepala dusun atau melakukan pengecekan data PGK dengan buku catatan posyandu. Setelah data terekap maka para kader dan ibu–ibu PKK desa mengidentifikasi dan menandai keluarga yang memiliki permasalahan gizi dengan memberikan kode warna pada gambar rumah masing –masing keluarga. Pada gambar rumah keluarga terdapat kotak–kotak yang mengambarkan indikator PGK yang sudah terisi dengan kode warna sesuai dengan masalah. Kode warna yang digunakan (biru – prilaku baik), (merah – tidak baik/dengan kebutuhan tidak terpenuhi), (kuning – tidak dilaksanakan).

  • Membuat peta Profil Gizi Desa berbasis Posyandu

Setelah data terekap dan membuat warna rumah per keluarga berdasarkan hasil yang diperoleh dari formulir profil gizi keluarga dan informasi lain yang ada, maka para kader dan PKK desa dibantu oleh kepala desa dan kepala dusun mengambar peta desa, dalam peta ini memuat denah rumah keluarga yang memiliki masalah gizi. Setelah peta jadi maka para kader dan ibu PPK desa menempelkan gambar rumah yang telah diwarnai di papan denah sesuai dengan letak rumah sebenarnya sehingga memudahkan kader dan ibu PKK desa dalam melakuan kunjungan rumah berkelanjutan.

  • Setelah melakukan identifikasi keluarga yang bermasalah maka para kader dan PKK desa dan aparatur desa menyelenggarakan kegiatan pelayanan Gizi bagi anak dan ibu yang memiliki permasalahan gizi. Denah warna rumah menjadi dasar perencanaan kegiatan pelayanan gizi yang akan diberikan. Tindakan alternative yang diambil berdasarkan masalah dan jumlah keluarga yang tepat yang mempunyai kebutuhan pelayanan yang sama (Kelompok Ibu Hamil, Kelompok Ibu menyusui, Kelompok bayi 0-6 bulan dan kelompok anak usia 6-59 bulan). Ada 4 tindakan intervensi yaitu 1). Kegiatan ekstra posyandu, metode yang digunakan pada tahap ini yaitu, dengan menggunakan kartu Permainan. Permainan yang di gunakan adalah Permainan ULAR TANGGA dimana pada kartu–kartu terdapat pesan–pesan gizi sesuai dengan kelompok pelayanan yang sama, pada kegiatan ekstra posyandu selain permainan kartu juga diberikan PMT penyuluhan dan dilakukan pemantauan pertumbuhan balita. 2). Kegiatan konseling menurut kelompok atau dusun / posyandu, 3). Menyelenggarakan kunjungan rumah, 4). Membuat rujukan bagi kasus-kasus gizi yang tidak bisa diatasi oleh kader dan ibu PKK seperti kasus marasmus dan kwasiokor.
  • Kader Posyandu dan Ibu PKK Desa melakukan follow up secara berkala kepada keluarga yang memiliki permasahan gizi, kader dan ibu PKK membuat daftar keluarga yang harus dikunjungi dan menyiapkan jadwal kunjungan rumah.

Tondok Bakaru Desa bangunmandar Sehat siap lakukan Pendataan

0

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Kabupaten Mamasa atas dijadikannya desa Tondok Bakaru sebagai Pilot Project Program bangunmandar sehat” Ujar Kepala Desa Tondok Bakaru Mamasa

Camat Mamasa yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan dalam sambutan pada bimbingaper mengatakan bahwa program ini harus di dukung secara bersama – sama. Semua sektor harus di padukan. intervensi program dalam pencapaian taraf hidup yang lebih baik menuju desa yang lebih sehat.

Pendataan yang di kenal dengan istilah Sistem Informasi Kesehatan berbasis masyarakat untuk mengetahui titik nol situasi dan kondisi kesehatan desa bangunmandar sehat. Hasil pendataan yang telah dilakukan menjadi bahan utama dalam pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Pemerintah kabupaten dan Provinsi yang memiliki agenda kegiatan di desa bangunmandar dapat melakukan koordinasi dengan fasilitator komunitas yang ada di desa Rambu Saratu dan Tondok Bakaru.

Desa Tondok Bakaru yang ditetapkan menjadi sasaran Program Bangunmandar telah beberapa kali melakukan kerja sama pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat yang di fasilitasi oleh Dinas kesehatan Kabupaten, Puskesmas maupun Fasilitator Komunitas yang ada di lapangan.

Dalam kesempatan terpisah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Achmad Azis mengatakan bahwa telah ada beberapa rangkaian kegiatan yang telah di lakukan sebagai wujud intervensi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat terhadap Desa Bangunmandar . Kegiatan tersebut antara lain Kalakarya Kesehatan Desa Bangunmandar, Pelayanan Kesehatan dokter spesialis pada Desa Bangunmandar, Pemicuan Jamban Sehat dan Pelatihan Penyusunan Data Base kesehatan Gizi di Desa yang di lakukan oleh kader.

Pendataan yang akan dilakukan oleh kader dan Pemerintah Desa akan menjadi bahan evaluasi bagi segenap lintas sektor dan lintas Program dalam peningkatan status pembangunan khususnya pembangunan Kesehatan Masyarakat.

Wisuda Ke IV Poltekkes Mamuju Tahun 2015

0

Sebanyak 180 wisudawan-wisudawati Polteknik Kesehatan Kemenkes Mamuju mengucapkan janji saat prosesi pengambilan sumpah sebagai tenaga kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Achmad Azis,M.Kes. Acara yang diselenggarakan di Ball Room d’Maleo Hotel pada Rabu, 30 September 2015 yang dihadiri oleh anggota Senat Poltekkes Kemenkes Mamuju. Adapun para wisudawan-wisudawati yang acara wisuda angkatan IV dan angkat sumpah ini berasal dari Jurusan Keperawatan, Kebidanan, Gizi orang serta jurusan Kesehatan Lingkungan.

Drs. H.Hasir, Apt.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju sekaligus sebagai Ketua Senat menyampaikan beberapa keberhasilan di Poltekkes Kemenkes Mamuju di antaranya telah terakreditasinya berbagai jurusan di Poltekkes Kemenkes Mamuju oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Selain mengambil sumpah dr. Achmad Azis juga memberikan arahan dan mengingatkan kepada wisudawa-wisudawati agar setelah dilantik menjadi tenaga kesehatan tidak sekedar menyandang gelar kependidikan tetapi juga mau melaksanakan tanggungjawab moral dan intelektual, Para lulusan ini nantinya diharapkan menjadi tenaga kesehatan yang handal dan profesional sehingga mampu meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selanjutnya beliau menyampaikan setelah dilantik menjadi tenaga Ahli Madya  Kesehatan, maka akan membawa perubahan status diri, sehingga wisudawan-wisudawati harus selalu membiasakan kebenaran bukan membenarkan kebiasaan..

Selain itu Kepala Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Barat juga menyampaikan bahwa hasilk IPKM 2013 dapat di jadikan sebagai peluang bagi para wisudawan wisudawati untuk berpartisipasi dalam peningkatan pencapaian indeks Pembangunan Kesehatan masyarakat Sulawesi Barat dengan penanganan pada hulu pembangunan di sektor kesehatan yang tentunya memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas pelayanan kesehatan

Selamat kepada para wisudawan-wisudawati semoga semakin sukses, terus berkarya dalam melayani masyarakat, tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan diri, dan selalu berusaha menjadi tenaga kesehatan yang profesional serta ikut berperan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Wisudawan – Wisudawati Harapan menjadi Agen Perubahan

Tim CCM Minta Sulbar Kawal Penambahan Dana Global Fund Pada APBD

0

Informasi tentang dampak buruk Penyakit Aids, TB dan Malaria sangat penting untuk disebarluaskan oleh Pemerintah dan berbagai lembaga publik kepada masyarakat. Tanpa adanya sarana informasi yang memadai maka dikhawatirkan perkembangan penyakit tersebut akan makin meningkat dan merugikan orang banyak, termasuk di daerah Sulawesi Barat khususnya di Mamuju

Demikian disampaikan oleh Perwakilan UNICEF Badan Perserikatan Bangsa – Bangsa dalam pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat di Kantor Bappeda Provinsi Sulawesi Barat Pimpinan Rombongan, Tim CCM Indonesia yang didampingi Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat,

Kunjungan ke Provinsi Sulawesi Barat dimaksudkan untuk mengsosialisasikan Program Global Fund. ATM dan dampaknya demi penanggulangan penyakit Aids, TBC dan Malaria di Indonesia. Tim CCM mengharapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat maupun Instansi terkait lainnya dapat mengawal penambahan alokasi dana APBD untuk Program itu di daerah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Achmad Azis yang memimpin pertemuan , mengatakan sangat mengapresiasi kunjungan CCM di Provinsi Sulawesi Barat dan akan segera berkoordinasi dan bersinergi dengan instansi terkait di Pemerintah Sulawesi Barat untuk mengsukseskan Program dan mengsosialisasikan secara permanen kepada masyarakat.” Kepala Dinas Kesehatan juga mengatakan , untuk anggaran penyakit malaria dan TBC sudah teralokasi. Khusus anggaran AIDS, Dinkes minta dukungan dewan untuk diperjuangkan selain ada dana dari bantuan Global Fund

Sebagai gambaran bahwa Angka penjaringan suspek TB tahun 2011 – 2014 Provinsi Sulawesi Barat mengalami beberapa pencapaian keberhasilan. Terkait dengan penanganan kasus Positif Malaria mengalami penurunan dari 3004 kasus pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 421 kasus pada tahun 2014. Kabupaten yang termasuk wilayah endemis seperti Mamuju, dan Mamuju Utara pada tahun 2011 lalu, saat ini telah bebas dari Predikat endemis sejak tahun 2014.

Terkait dengan penanganan HIV AIDS masih ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya Masih banyak klien yang tdk mau berkunjung ke layanan karena stigma tentang HIV AIDS di masyarakat masih sangat tinggi dan Kurangnya koordinasi antar stakeholder terkait dengan program HIV-AIDS

Aksi nyata desa dan kecamatan menuju odf bersama tni Dalam pembangunan jamban hasil pemicuan

0

Pemicuan Jamban Sehat (PJS) yang menjadi program unggulan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat telah mengintervensi desa bangun Mandar di Kabupaten Polman dan Kabupaten Majene. Oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.H.Achmad Azis,M.Kes memerintahkan untuk segera menuntaskan program ini diseluruh desa sasaran yang telah disepakati di rapat pra pemicuan Jamban Sehat di Mamuju bulan April 2015 yang lalu. Menurut kepala dinas, outcome program ini langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya dari KK kurang mampu. Geliat kabupaten dalam kegiatan pemicuan cukup terasa seperti di Kabupaten Polman, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamasa. Khusus pelaksanaan pembanguan jamban sehat di Kabupaten Polewali Mandar akan terus berkelanjutan dan kegiatan ini mendapat Support dari Kepala Dinas Kesehatan Polewali Mandar (drg.Hj.Nurwan Katta,MARS) untuk menjadikan Kabupaten polewali mandar menjadi lebih Bersih dan lebih Sehat. kelanjutan pelaksaanaan pembangunan jamban kali ini tepatnya hari kamis tanggal 3 September di Dusun 1 dan 2 Desa Nepo Kecamatan Wonomulyo sebagai salah satu target Kecamatan ODF, pembangunan jamban untuk masyarakat yang sudah terpicu dilaksanakan, dalam pelaksanaan pembuatannya lebih cepat karena adanya sinergitas antara Dinkes dengan Danramil yang sudah dikoordinasikan sebelumnya oleh kepala Puskesmas Kebun Sari Ani Asmira,SKM dengan Camat Wonomulyo (H.Umbar.S ,S.Sos) yang selalu memotivasi warganya untuk senantiasa membangun Jamban karena tidak mahal kata beliau……. Danramil Kapten Inf.Hartono yang pada pelaksanaannya menurunkan personil dengan 13 orang anggota dari hasil pelaksanaan tersebut berhasil terbangun 3 unit jamban. Pembangunan jamban kali ini dengan mencetak di tempat dengan alat cetakan yang di miliki oleh Puskesmas Kebun Sari serta dari Dinas Kesehatan Polewali Mandar yang di fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar. Tanggapan masyarakat dengan melihat langsung pembuatan jamban yang dicetak di tempat sangat baik karena pada waktu yang bersamaan ada 6 kepala keluarga menyampaikan keinginannnya untuk dibantu dalam pelaksanaan pembangunannya dengan kesiapan menyediakan material yang diperlukan sehingga alat cetakan tersebut tetap disimpan dan akan tetap memfasilitasi agar kerjasama dengan Danramil tetap berlanjut dapat membantu warganya membangun jamban keberlanjutan dari proses pelaksanaannya akan dikontrol terus oleh sanitarian yang mempunyai semangat luar biasa saudari Sumiati Amd,KL yang bertanggung jawab di desa tersebut dalam pembangunan jamban tersebut didampingi juga oleh fasilitator STBM Polewali Mandar Bapak Muhammad Nurjaya dan Korprov STBM Sulawesi Barat

11 Tahun pembangunan Sulawesi Barat, Menuju Provinsi Mala’bi

0

Provinsi Sulawesi Barat bercita-cita untuk menjadi salah provinsi terbaik di Sulawesi. Saat ini Pemerintah terus mempercepat proses pembangunan dari segala sektor.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat terus mencoba menjawab tantangan perkembangan ekonomi terkini tahun 2015. Mereka terus mendorong sektor pendidikan, kesehatan, peningkatan daya beli dan infrastruktur daerah. Angka Kemiskinan terus mengalami grafik penurunan yang baik dari 20,74% pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 13,58% pada tahun 2010 dan mengalami penurunan menjadi 12,40% pada Maret 2015

“Dengan langkah tersebut tentu uang akan berputar di daerah atau desa. Akhirnya pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat akan berkembang. Tak hanya itu, Sulawesi Barat juga terus melakukan peningkatan investasi. Dengan begitu pendapatan asli daerah akan terus bertambah setiap tahunnya.

Begitupun dalam Pembangunan Kesehatan, beberapa indikator kunci pembangunan Kesehatan seperti penurunan Kematian Ibu terus mengalami Perbaikan. Pada Tahun 2006 terjadi 63 kasus kematian ibu dan mengalami penurunan menjadi 42 Kasus kematian ibu pada tahun 2014. Hal ini selaras dengan cakupan kunjungan Pertama Ibu ke pelayanan kesehatan (K1) dari 82,4% pada tahun 2006 menjadi 94% pada tahun 2014 dan kunjungan K4 dari 60,6% pada tahun 2006 menjadi 77,3% pada tahun 2014

Kualitas Tenaga Kesehatan juga menjadi Prioritas Pembangunan yang di nakhodai oleh Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, H. Anwar Adnan Saleh. Sudah ratusan tenaga Kesehatan ditingkatkan kualitasnya melalui pendidikan secara berjenjang maupun melalui Pelatihan teknis yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat maupun oleh Badan diklat.

Semoga dengan Pembangunan di berbagai bidang yang senantiasa di perjuangkan oleh Bapak Gubernur guna Terwujudnya percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat.\

Rapat Koordinasi Terkait Percepatan Target RPJMD 2012 – 2016

0

Senin, 14 September 2015. Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan Rapat Koordinasi Terkait Percepatan Target RPJMD 2012 – 2016 bertempat di Ruang Rapat Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat.

Rapat Koordinasi yang di ikuti oleh Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat dan Para Kepala SKPD dan Tim Ahli Provinsi Sulawesi Barat. Wakil Gubernur Sulawesi Barat, H. Aladin S Mengga dalam sambutannya mengharapkan dengan Rapat Koordinasi ini untuk mewujudkan kondisi daerah yang lebih baik, lebih sejahtera dalam pelaksanaan pembangunan yang lebih baik.

Selain itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.H. Achmad Azis mengatakan bahwa saat ini masih ada beberapa permasalahan yang di hadapi oleh Pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di antaranya; masih tingginya angka kematian ibu dan bayi; belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh; Terbatasnya aksebelitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil dan kepulauan; Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular; Terbatasnya kepemilikan Jaminan Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal. Selain itu Kepala Dinas Kesehatan juga memaparkan bahwa antara 2007 – 2013 dilaksanakan Riset Kesehatan Dasar untuk mendapatkan nilai IPKM. Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat secara Umum selama kurun waktu 2007 – 2013 menjadi kabupaten dengan pembangunan kesehatan yang yang lebih baik rangkingnya. Dalam Program pengembangan Tahun 2016 ada beberapa Program Inovasi yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan di antaranya Pengembangan Model Desa Bangunmadar sehat bagi 12 desa dengan pengembangan yang lebih pada Desa Pati,di yang menjadi sasaran pengembangan Model Desa sehat yang di gagas oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (BPMPD – PLH Bangunmandar – Dinas Kesehatan).

Prof. Basri Hasanuddin, selaku Ketua Tim Ahli dalam tanggapannya mengatakan bahwa apa yang akan dilakukan dengan berbasis wilayah dan Komunitas akan menghasilkan capaian yang lebih baik Selain itu Prof. Ilmar anggota tim Ahli mengatakan bahwa Bappeda di harapkan dapat melakukan identifikasi Program lintas sektor dalam Pelaksanaan Pembangunan.

Terbuka 33 Lowongan Dokter dan Dokter Gigi PTT di Sulawesi Barat

2

Kementerian kesehatan pada tahun 2015 Periode Oktober membuka lowongan dokter dan Dokter Gigi di 25 Provinsi. Dalam laman yang di umumkan oleh Kementerian Kesehatan di Website di http : ropeg.kemkes.go.id. Provinsi Sulawesiu Barat mendapatkan jatah 33 Formasi dengan pembagian 29 Dokter PTT dan 4 Dokter gigi PTT. Syarat bagi tenaga kesehatan yang akan mendaftar di antaranya adalah Bersedia ditugaskan di fasilitas pelayanan kesehatan kriteria : Biasa dengan lama penugasan selama 3 (tiga) tahun; Terpencil dan sangat terpencil dengan lama penugasan selama 2 (dua) tahun dan Dokter/dokter gigi PTT diberikan gaji dan insentif bruto perbulan sebesar 2,050,000 dan insentif 3.350.000 bagi kriteria Terpencil dan 5.800.000 bagi daerah dengan kriteria sangat terpencil.

Tahapan Dan Persyaratan Pendaftaran Bagi Dokter Dan Dokter Gigi Ptt Kementerian Kesehatan Yang Saat Ini Masih Aktif bertugas, dapat mengikuti pendaftaran dan seleksi, dengan ketentuan : TMT Pengangkatan kembali (perpanjangan) 1 Oktober 2013 atau akan selesai melaksanakan penugasan pada 30 September 2015 dan sudah tidak dapat melakukan perpanjangan kembali sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; Peminatan hanya pada Kabupaten dimana dokter/dokter gigi PTT saat ini masih melaksanakan penugasan dan terdapat alokasi formasi pada Kabupaten Tersebut; Bagi dokter/dokter gigi yang sampai tanggal 30 September 2015 masih melaksanakan program Internship, tidak diperkenankan mengikuti pendaftaran dan seleksi pengangkatan dokter/dokter gigi PTT periode Oktober 2015.

Registrasi on-line :

  1. Pendaftaran peserta secara on-line melalui www.ropeg.kemkes.go.id mulai tanggal 7 September 2015.
  2. Melakukan registrasi on-line melalui www.ropeg.kemkes.go.id dengan memperhatikan langkah-langkah pengisian secara cermat dan hati-hati.
  3. Setiap pelamar diperkenankan mendaftar pada 2 (dua) peminatan, dengan ketentuan pilihan ke-2 wajib memilih kriteria biasa dan terpencil serta 1 (satu) pilihan bersedia ditempatkan dimana saja.
  4. Mencetak hasil registrasi on-line, menempelkan 1 (satu) lembar pas foto ukuran 3X4 (berwarna/hitam putih) dan menandatangani print out registrasi on-line.
  5. Pendaftaran baru dianggap sah setelah berkas lamaran diterima Panitia melalui PO Box 1003 JKTM 12700 paling lambat pada tanggal 17 September 2015 jam.15.00 WIB (bukan cap pos).

Kepala Dinas Kesehatan dr. Achmad Azis mengharapkan pembukaan formasi dr dan dokter gigi PTT di maksimalkan oleh tenaga kesehatan yang memenuhi kriteria yang ada

Kementerian kesehatan pada tahun 2015 Periode Oktober membuka lowongan dokter dan Dokter Gigi di 25 Provinsi. Dalam laman yang di umumkan oleh Kementerian Kesehatan di Website di http : ropeg.kemkes.go.id. Provinsi Sulawesiu Barat mendapatkan jatah 33 Formasi dengan pembagian 29 Dokter PTT dan 4 Dokter gigi PTT. Syarat bagi tenaga kesehatan yang akan mendaftar di antaranya adalah Bersedia ditugaskan di fasilitas pelayanan kesehatan kriteria : Biasa dengan lama penugasan selama 3 (tiga) tahun; Terpencil dan sangat terpencil dengan lama penugasan selama 2 (dua) tahun dan Dokter/dokter gigi PTT diberikan gaji dan insentif bruto perbulan sebesar 2,050,000 dan insentif 3.350.000 bagi kriteria Terpencil dan 5.800.000 bagi daerah dengan kriteria sangat terpencil.

Tahapan Dan Persyaratan Pendaftaran Bagi Dokter Dan Dokter Gigi Ptt Kementerian Kesehatan Yang Saat Ini Masih Aktif bertugas, dapat mengikuti pendaftaran dan seleksi, dengan ketentuan : TMT Pengangkatan kembali (perpanjangan) 1 Oktober 2013 atau akan selesai melaksanakan penugasan pada 30 September 2015 dan sudah tidak dapat melakukan perpanjangan kembali sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; Peminatan hanya pada Kabupaten dimana dokter/dokter gigi PTT saat ini masih melaksanakan penugasan dan terdapat alokasi formasi pada Kabupaten Tersebut; Bagi dokter/dokter gigi yang sampai tanggal 30 September 2015 masih melaksanakan program Internship, tidak diperkenankan mengikuti pendaftaran dan seleksi pengangkatan dokter/dokter gigi PTT periode Oktober 2015.

Registrasi on-line :

  1. Pendaftaran peserta secara on-line melalui www.ropeg.kemkes.go.id mulai tanggal 7 September 2015.
  2. Melakukan registrasi on-line melalui www.ropeg.kemkes.go.id dengan memperhatikan langkah-langkah pengisian secara cermat dan hati-hati.
  3. Setiap pelamar diperkenankan mendaftar pada 2 (dua) peminatan, dengan ketentuan pilihan ke-2 wajib memilih kriteria biasa dan terpencil serta 1 (satu) pilihan bersedia ditempatkan dimana saja.
  4. Mencetak hasil registrasi on-line, menempelkan 1 (satu) lembar pas foto ukuran 3X4 (berwarna/hitam putih) dan menandatangani print out registrasi on-line.
  5. Pendaftaran baru dianggap sah setelah berkas lamaran diterima Panitia melalui PO Box 1003 JKTM 12700 paling lambat pada tanggal 17 September 2015 jam.15.00 WIB (bukan cap pos).

Kepala Dinas Kesehatan dr. Achmad Azis mengharapkan pembukaan formasi dr dan dokter gigi PTT di maksimalkan oleh tenaga kesehatan yang memenuhi kriteria yang ada

Menjangkau yang Kurang terjangkau di Kalumpang Mamuju

0

Dalam rangka meningkatkan layanan kesehatan yang merata dan berkeadilan, tim kesehatan bergerak didaerah DTPK Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju melaksanakan layanan kesehatan spesialistik dan layanan kesehatan umum di desa kalumpang kecamatan kalumpang pada tanggal 5 September 2015. Tim Kesehatan bergerak ini dihadiri langsung oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi barat dr. H. Achmad Azis, M.Kes bersama Kabid Yandas H. Mansyur, S.Farm, Apt. Mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.

Pelayanan Kesehatan ini mencakup upaya Promotif berupa penyuluhan TB oleh Harsalim, Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) oleh Ahmad , dan pemutaran Film kemudian upaya Kuratif berupa operasi minor dan pengobatan oleh dokter umum. Kegiatan Tim Kesehatan atas kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi sebagai Fasilitator dan Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai pelaksana teknis.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi sulawesi Barat dalam membuka acara layanan Kesehatan Bergerak ini menekankan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena mampu menjangkau daerah yang kurang terjangkau, pemerataan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkeadilan, menuntut pentingnya tenaga kesehatan yang ada di Fasilitas Kesehatan primer meningkatkan kemampuan diri, keahlian dan kompetensi dalam rangka pencapaian derajat kesehatan Masyarakat. Tenaga Kesehatan di Puskesmas sebagai ujung tombak keberhasilan program kesehatan harus mampu berbenah diri dengan mengikuti kemajuan perkembangan program kesehatan yang dicanangkan oleh Kemenkes, sehingga main set harus berubah bahwa sehat itu adalah sebuah investasi.

Tim Pelayanan Kesehatan bergerak ini terdiri dari drg. Hj.Hartini B, MM staf khusus Gubernur, dr. H.Daniel Uisal, Sp.B dokter spesialis bedah, dr. Indahwati Nursyamsi, M.Kes dan dokter Asra Nur sebagai dokter umum serta panitia Provinsi, adapun tenaga perawat dan bidan melibatkan tenaga lokal Puskesmas Kalumpang.

Sinergitas Dinas Kesehatan Dengan Danramil 1402-01 Kabupaten Polewaali Mandar Dalam Pembangunan Jamban Hasil Pemicuan Dalam Upaya Mendukung Desa Dan Kecamatan ODF

0

Pembanguan Jamban Sehat di Kabupaten Polewali Mandar seakan tidak pernah berhenti dan akan berkelanjutan terus dan kegiatan ini mendapat Support dari Kepala Dinas Kesehatan Polewali Mandar (drg.Hj.Nurwan Katta,MARS) untuk menjadikan Kabupaten polewali mandar menjadi lebih Bersih dan lebih Sehat. kali ini tepatnya hari kamis tanggal 27 Agustus di Dusun Basseang dan Tibakan Desa Duampanua Kecamatan Anreapi kelanjutan pembangunan jamban untuk masyarakat yang sudah terpicu dilaksanakan, dalam pelaksanaan pembuatannya lebih cepat karena adanya sinergitas antara Dinkes Dan TNI yang sudah dikoordinasikan sebelumnya oleh kepala Puskesmas Anreapi drg.Indah Rahim yang sangat komunikatif dan familiar di masyarakat bersama dengan komandan Danramil Kapten Inf.Ahmad,Sos,Msi di wilayahnya, sehingga pada pelaksanaannya menurunkan personil dengan 21 orang anggota dari hasil pelaksanaan tersebut berhasil terbangun 2 unit jamban. Pembangunan jamban kali ini dengan mencetak di tempat dengan alat cetakan yang di miliki oleh Puskesmas Anreapi yang dikoordinir oleh sanitarian. ternyata sebuah pengalaman baru bagi para TNI kita karena sesuai pengalaman membuat jaman memerlukan waktu 3 sampai 4 hari ternyata dengan alat ini hanya beberapa jam bisa jadi 2 unit. dan sesekali mengatakan praktis ya…… tanggapan masyarakat dengan melihat jamban yang dicetak di tempat sangat baik karena pada waktu yang bersamaan 4 kepala keluarga menyampaikan keinginannnya untuk dibantu dalam pelaksanaan pembangunannya dengan kesiapan menyediakan material yang diperlukan karena menurutnya selama ini menumpang ditetangganya dari hasil diskusi dengan kepala Puskesmas Anreapi alat cetakan tersebut tetap akan disimpan dan akan tetap memfasilitasi agar kerjasama dengan Danramil tetap berlanjut dapat membantu warganya membangun jamban dan proses pelaksanaannya akan dikontrol terus oleh sanitarian yang bertanggung jawab di desa tersebut saudari Fatmawati Haruna,SKM dalam pembangunan jamban sehat tersebut disaksikan oleh Kabid pengendalian maslah kesehatan (H.Haedar,S.Sos, M.Si ) beserta seluruh stafnya, didampingi juga oleh fasilitator STBM Polewali Mandar Muhammad Nurjaya dan Korprov STBM Sulawesi Barat