Home Blog Page 11

PASTI PADU Majene Kolaborasi Lintas Sektor untuk Akhiri Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

0
PASTI PADU Majene Kolaborasi Lintas Sektor untuk Akhiri Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Kabupaten Majene menjadi salah satu lokus penting dalam upaya percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Sulawesi Barat. Dalam kegiatan Workshop Implementasi Program PASTI PADU (Pencegahan dan Penanganan Stunting & Kemiskinan Ekstrem Terpadu) yang digelar di Majene, berbagai pihak hadir untuk memperkuat sinergi dan komitmen Bersama yang dilaksanakan di Kantor Bupati Majene, Selasa 05 Agustus 2025

Wakil Bupati Majene, Andi Rita Mariani, memimpin langsung jalannya kegiatan yang turut dihadiri para Kepala OPD lingkup Pemkab Majene serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Hadir mewakili Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Muh Ihwan.

Dalam sambutannya, dr. Muh Ihwan menegaskan bahwa tantangan stunting dan kemiskinan ekstrem di Sulbar bukan sekadar soal angka, tetapi menyangkut masa depan generasi. Ia menyampaikan bahwa Program PASTI PADU adalah bentuk tanggapan strategis atas meningkatnya prevalensi stunting di Sulbar yang kini mencapai 35,4%, serta angka kemiskinan ekstrem yang masih tinggi di atas rata-rata nasional.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa PASTI PADU merupakan salah satu program prioritas yang dicanangkan oleh Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, sebagai wujud komitmen bersama dalam membangun Sulawesi Barat yang sehat, sejahtera, dan setara.

“Ini bukan sekadar agenda tahunan. PASTI PADU harus kita gerakkan sebagai upaya kolektif yang menyentuh langsung rumah-rumah masyarakat. Kita butuh kerja lintas sektor, dari desa hingga provinsi,” tegas dr. Ihwan.

Sebagai bagian dari langkah nyata, dua wilayah di Kabupaten Majene ditetapkan sebagai lokus prioritas intervensi PASTI PADU tahun ini. Harapannya, pada 2026, program ini akan diperluas hingga menjangkau 60 desa/kecamatan di seluruh Sulbar.

Program ini secara langsung mendukung dua dari lima Panca Daya Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat yaitu Mempercepat pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.

Wakil Bupati Andi Rita Mariani menyambut baik komitmen ini dan menegaskan bahwa Pemkab Majene siap menjadi bagian dari solusi nyata dalam menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem di daerahnya.

“Kami di Majene berkomitmen untuk menyukseskan PASTI PADU. Dengan kerja bersama, kita pastikan anak-anak kita tumbuh sehat, kuat, dan memiliki masa depan yang cerah,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan ajakan kepada semua unsur OPD, kader Posyandu, tokoh masyarakat, hingga aparat desa untuk bergerak bersama dalam memastikan bahwa edukasi gizi, intervensi kesehatan, hingga bantuan sosial benar-benar menjangkau keluarga yang membutuhkan.

PASTI PADU Digelorakan di Polewali Mandar, Langkah Serius Sulbar Atasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

0
PASTI PADU Digelorakan di Polewali Mandar, Langkah Serius Sulbar Atasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Kondisi stunting dan kemiskinan ekstrem di Sulawesi Barat kini menjadi perhatian serius seluruh elemen pemerintahan. Data terbaru mencatat peningkatan prevalensi stunting dari 30,3% menjadi 35,4%, disertai angka kemiskinan ekstrem yang menembus 1,46%,  di atas rata-rata nasional sebesar 0,83%.

Menyikapi situasi tersebut, Pemerintah Provinsi Sulbar menggelar Workshop Implementasi Program PASTI PADU (Pencegahan dan Penanganan Stunting & Kemiskinan Ekstrem Terpadu) di Kabupaten Polewali Mandar sebagai bentuk penguatan komitmen lintas sektor. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Sulawesi Barat Salim S. Mengga, Bupati Polewali Mandar Samsul Mahmud, serta Wakil Bupati Andi Nursami Masdar.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Hj. Nursyamsi Rahim menekankan, PASTI PADU bukan sekadar program tahunan, tetapi harus menjadi gerakan besar yang melibatkan seluruh kekuatan masyarakat hingga ke tingkat desa.

“Kita tak bisa lagi bersikap biasa-biasa saja. Akar masalah stunting dan kemiskinan hanya bisa diurai dengan kerja kolektif yang menyentuh langsung rumah-rumah warga,” ujar dr. Nursyamsi.

Sebagai tindak lanjut konkret, dua desa di Polewali Mandar ditetapkan sebagai lokus prioritas intervensi tahun ini, yaitu Kelurahan Takatidung (Kecamatan Polewali) dan Desa Lampoko (Kecamatan Campalagian). Target besar telah dicanangkan, yakni perluasan program hingga menjangkau 60 desa/kecamatan se-Sulawesi Barat pada tahun 2026.

Program PASTI PADU juga dinilai sejalan dengan dua fokus utama pembangunan Sulbar yaiyu Pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. serta Pembangunan SDM unggul dan berkarakter.

Melalui kolaborasi berbagai sektor kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, hingga sanitasi pemerintah Provinsi Sulawesi Barat  mendorong agar setiap intervensi benar-benar terasa di tengah masyarakat. OPD, PKK, Baznas, TNI-Polri, tokoh masyarakat, hingga aparat desa diajak untuk bergerak serentak dalam satu visi  membangun masa depan anak-anak Sulbar yang sehat dan bebas dari stunting.

“Kita harus bergerak lebih cepat, lebih tepat. Tidak ada waktu lagi untuk menunda. Bersama-sama, kita bisa buktikan bahwa Sulbar mampu menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem secara nyata,” tegas dr. Nursyamsi.

Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S. Mengga, turut memberikan pesan kuat agar PASTI PADU dijadikan simbol kerja bersama dalam membangun generasi emas Sulbar.

“Mari jadikan PASTI PADU sebagai semangat kolektif kita, agar anak-anak Sulbar tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang gemilang,” ungkapnya penuh harap.

Perkuat Penanganan Stunting, Plt Kadinkes Sulbar Kolaborasi dengan TP PKK dan BKKBN

0
Perkuat Penanganan Stunting, Plt Kadinkes Sulbar Kolaborasi dengan TP PKK dan BKKBN

Upaya penanganan stunting di Sulawesi Barat terus diperkuat melalui kolaborasi lintas sektor. Bertempat di Aula Marasa Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Senin (4/8), Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, hadir dalam pertemuan strategis bersama yang dipimpin oleh Ketua TP PKK Sulawesi Barat, Ny. Harsinah Suhardi, dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Rezky Murwanto.

Pertemuan ini menjadi ruang diskusi penting dalam membahas langkah-langkah konkret percepatan penurunan stunting, sekaligus memperkuat keterlibatan berbagai pihak dari tingkat provinsi hingga desa.

Nursyamsi menegaskan bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan sektor kesehatan. Diperlukan keterlibatan aktif semua unsur, mulai dari kader Posyandu, PKK, BKKBN, pemerintah daerah, hingga masyarakat itu sendiri.

“Stunting adalah persoalan lintas sektor. Kita butuh komitmen bersama dan kerja nyata yang terintegrasi mulai dari intervensi gizi, edukasi keluarga, hingga perbaikan sanitasi lingkungan,” tegasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya peningkatan cakupan pelayanan balita di Posyandu. Berdasarkan data  per Juni  2025, rerata capaian penimbangan balita di Sulawesi Barat baru mencapai 66% dari total sasaran 111.588 balita.

“Kita masih harus bekerja keras. Masih ada sekitar 34% balita yang belum terpantau status gizinya. Ini bisa menjadi potensi risiko stunting jika tidak segera diintervensi,” ujar Aditya dari Tim PASTI PADU yang hadir dalam rapat ini.

Sementara itu, Ketua TP PKK Sulbar, Ny. Harsinah Suhardi, menyampaikan komitmennya untuk terus mendorong kader PKK agar aktif dalam kegiatan edukasi gizi keluarga, pola asuh anak, dan pemantauan rutin ke Posyandu. Di sisi lain, Kepala Perwakilan BKKBN, Rezky Murwanto, menegaskan peran penting program  membangun keluarga sehat sebagai fondasi penurunan stunting.

Pertemuan ini ditutup dengan kesepakatan bersama untuk memperkuat integrasi program kerja, memperluas edukasi masyarakat, dan mempercepat pencapaian target penimbangan balita secara maksimal di atas 85% pada tahun ini.

Sinergi Bangun Kesehatan, Plt Kadinkes Sulbar Terima Audiensi Biddokkes Polda Sulbar

0
Sinergi Bangun Kesehatan, Plt Kadinkes Sulbar Terima Audiensi Biddokkes Polda Sulbar

Upaya  meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Sulawesi Barat terus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada Senin (4/8), Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menerima kunjungan audiensi dari Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulbar, Kombes Pol dr. Effri Susanto bersama rombongan.

Pertemuan yang berlangsung hangat ini membahas sinergi program antara Dinas Kesehatan dan Biddokkes Polda Sulbar, khususnya yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Dalam pemaparannya, dr. Effri menjelaskan bahwa program Biddokkes saat ini memfokuskan pada penanganan stunting, peningkatan gizi anak, serta edukasi tentang budaya belajar sejak dini.

Menanggapi hal tersebut, dr. Nursyamsi menyambut baik inisiatif Biddokkes Polda Sulbar dan menyampaikan bahwa kolaborasi ini sangat sejalan dengan semangat Program PASTI PADU (Pencegahan dan Penanganan Stunting & Kemiskinan Ekstrem Terpadu) yang saat ini tengah digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Sulbar.

“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung program Biddokkes yang beririsan langsung dengan program PASTI PADU. Ini menjadi bukti nyata bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus melibatkan semua unsur, termasuk aparat kepolisian,” jelas dr. Nursyamsi.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas keterlibatan aktif jajaran Dokkes Polda Sulbar dalam membantu pemerintah daerah membangun Sulawesi Barat yang sehat dan sejahtera.

“Terima kasih atas dukungannya dalam membangun Sulbar. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut dan memberi manfaat luas bagi masyarakat,” tutup dr. Nursyamsi.

Pertemuan ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk memperluas cakupan program Kesehatan di wilayah – wilayah Sulawesi Barat.

Workshop PASTI PADU Mamuju Dinkes Sulbar Tegaskan Komitmen Kolaboratif Turunkan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

0
Workshop PASTI PADU Mamuju Dinkes Sulbar Tegaskan Komitmen Kolaboratif Turunkan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Kesehatan kembali menegaskan komitmennya dalam percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Hal ini ditegaskan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, saat memberikan laporan penyelanggara kegiatan Workshop Implementasi Program Pencegahan dan Penanganan Stunting & Kemiskinan Ekstrem Terpadu (PASTI PADU) yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Mamuju, Senin (4/8).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Mamuju, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Mamuju, perwakilan Tim Penggerak PKK, Baznas, serta unsur pemerintah desa dan kecamatan dari lokus PASTI PADU.

Dalam sambutannya, dr. Nursyamsi Rahim menyampaikan bahwa stunting dan kemiskinan ekstrem harus menjadi fokus utama seluruh sektor. Ia menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya prevalensi stunting di Sulbar menjadi 35,4%, naik dari 30,3% tahun sebelumnya. Sementara angka kemiskinan ekstrem di Sulbar tercatat sebesar 1,46%, lebih tinggi dibandingkan angka nasional 0,83%.

“Kita tidak boleh lagi menganggap PASTI PADU sebagai program biasa. Ini harus menjadi gerakan kolektif lintas sektor yang berkelanjutan,” tegas dr. Nursyamsi. Ia mengutip arahan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, bahwa “tidak boleh ada anak-anak Sulbar yang tumbuh tanpa gizi cukup dan akses kesehatan memadai. Semua OPD harus bergerak dalam semangat kolaborasi.”

Sebagai tindak lanjut, Pemprov Sulbar menetapkan dua desa lokus prioritas di Kabupaten Mamuju, yakni Kelurahan Bebanga di Kecamatan Kalukku dan Desa Botteng Utara di Kecamatan Simboro. Keduanya menjadi pilot project intervensi awal PASTI PADU tahun ini. Diharapkan, pada tahun 2026 jumlah lokus akan diperluas hingga mencakup 60 desa/kecamatan di seluruh Sulbar.

Nursyamsi juga mengajak seluruh pihak dari OPD, PKK, Baznas, TNI/Polri, tokoh masyarakat, hingga perangkat desa untuk memastikan bahwa setiap bentuk intervensi, mulai dari gizi, sanitasi, pendidikan, hingga perlindungan sosial yang  benar-benar sampai ke rumah-rumah warga yang membutuhkan.

“Kita harus bertindak lebih cepat dan tepat. Dengan kolaborasi dan kerja nyata, saya yakin kita bisa menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Sulbar secara signifikan,” tutupnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan resmi workshop oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Mamuju.

Kemenkes Luncurkan Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah, Sulbar Siap Menyukseskan Implementasi

0
Kemenkes Luncurkan Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah, Sulbar Siap Menyukseskan Implementasi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggandeng Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meluncurkan program nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang mulai diterapkan di seluruh sekolah pada tahun ajaran baru ini. Program ini menjadi salah satu dari tiga prioritas utama Kemenkes, selain percepatan penanggulangan tuberkulosis dan peningkatan kelas rumah sakit dari D ke C.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan bahwa CKG memiliki cakupan paling luas, yakni mencakup hingga 1,5 juta penduduk Sulawesi Barat. Program ini akan dilakukan setiap tahun dan diharapkan membawa dampak besar terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

“Memang eksekusi program ini cukup kompleks, tetapi manfaatnya sangat besar. Dukungan kepala daerah sangat menentukan keberhasilan program ini,” ungkap dr. Nursyamsi.

Selama ini, pemeriksaan kesehatan siswa umumnya dilakukan di Puskesmas. Namun dengan keterbatasan kapasitas – hanya 98 Puskesmas untuk melayani seluruh wilayah Sulbar – pendekatan ini dinilai belum optimal. Karena itu, Dinas Kesehatan Provinsi, bersama dinas kabupaten/kota dan Puskesmas, mengimbau pelaksanaan CKG juga dilakukan langsung di sekolah-sekolah.

Pemeriksaan akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan: siswa SD akan menjalani 13 jenis pemeriksaan, SMP 15 jenis, dan SMA 13 jenis. Pemeriksaan darah akan diberikan khusus kepada remaja putri tingkat SMP dan SMA serta remaja putra tingkat SMA.

Persiapan teknis akan dimulai tujuh hari sebelum pelaksanaan, termasuk distribusi tautan kuesioner ke orang tua siswa. Dua hari sebelum pemeriksaan, petugas kesehatan akan memastikan kesiapan alat dan bahan medis habis pakai (BMHP). Pemeriksaan dilakukan di dua ruang terpisah, salah satunya ruang khusus minimal 6 meter untuk pemeriksaan mata. Guru UKS dan PJOK akan dilibatkan dalam pengukuran kebugaran dan antropometri siswa.

Plt Kadinkes menegaskan bahwa program ini bukan sekadar skrining kesehatan, tetapi menjadi langkah konkret membangun budaya hidup sehat sejak usia dini. Ia juga menekankan perlunya revitalisasi UKS sebagai ujung tombak layanan kesehatan di lingkungan sekolah.

“Pelaksanaan CKG juga menjadi bagian dari Panca Daya ke-3 Provinsi Sulawesi Barat: Membangun SDM yang unggul dan berkarakter, sesuai arahan Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga untuk mewujudkan visi Sulbar Maju dan Sejahtera,” pungkasnya.

Plt. Kadinkes Sulbar Hadiri Festival Keris dan Badik Kamardikan di Polewali Mandar

0
Plt. Kadinkes Sulbar Hadiri Festival Keris dan Badik Kamardikan di Polewali Mandar

Penjabat Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat turut hadir dalam pembukaan Festival Keris dan Badik Kamardikan yang diselenggarakan oleh Taman Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 1 hingga 3 Agustus 2025, di Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, Buttu Ciping, Desa Batulaya, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar.

Festival ini merupakan bagian dari upaya pelestarian dan perlindungan kebudayaan daerah, khususnya warisan budaya tak benda seperti keris dan badik yang memiliki nilai historis dan filosofis tinggi di kalangan masyarakat Sulawesi Barat.

Plt. Kadinkes Sulbar hadir bersama sejumlah tokoh daerah, Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Bapak Salim S. Mengga hadir membuka kegiatan ini secara resmi  yang juga memberikan dukungannya terhadap pelestarian budaya lokal.

Selain pameran keris dan badik, festival ini turut dimeriahkan oleh berbagai kegiatan pendukung, seperti pameran UMKM, kuliner lokal, serta pameran batu ngalo yang dikenal sebagai batu khas daerah. Acara ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus media edukasi bagi masyarakat untuk lebih mengenal kekayaan budaya leluhur.

Dengan mengenakan pakaian adat lengkap, para tamu undangan dan peserta festival menunjukkan antusiasme dan kebanggaan terhadap budaya Sulawesi Barat yang kaya dan beragam.

“Pelestarian budaya adalah bagian dari pembangunan manusia dan kesehatan secara holistik. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat identitas dan semangat kebersamaan,” ujar Plt. Kadinkes Sulbar di sela-sela kegiatan.

Festival ini terbuka untuk umum dan diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang terus dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya di Sulawesi Barat.

Dinkes Sulbar Tegaskan Komitmen Dukung Program PASTI PADU dalam Rakor Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur

0
Dinkes Sulbar Tegaskan Komitmen Dukung Program PASTI PADU dalam Rakor Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat kembali menegaskan komitmennya dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan percepatan penanganan stunting melalui program PASTI PADU (Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Stunting Terpadu). Rapat Koordinasi yang berlangsung di Ruang Teater, Lantai II Kantor Gubernur Sulawesi Barat ini dipimpin langsung oleh Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga, Kamis (31/07).

Dalam Rakor tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, hadir dan menyampaikan dukungan penuh Dinas Kesehatan dalam menyukseskan PASTI PADU 2025 melalui berbagai intervensi strategis.

“Dukungan kami diwujudkan dalam penyediaan makanan tambahan lokal (PMT), distribusi susu untuk balita, ibu hamil dan kelompok PKMK, penyediaan alat ukur antropometri kit di desa/kelurahan intervensi, distribusi tablet tambah darah, serta pemberian vitamin untuk anak di bawah dua tahun,” terang dr. Nursyamsi.

Program-program tersebut menjadi bagian integral dalam mewujudkan Misi Ketiga Provinsi Sulawesi Barat  Membangun Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berkarakter.

Gubernur Suhardi Duka dalam arahannya menegaskan bahwa penurunan angka stunting dan pengentasan kemiskinan harus menjadi prioritas utama seluruh perangkat daerah. “Tidak boleh ada anak-anak Sulbar yang tumbuh tanpa gizi cukup dan akses kesehatan memadai. Semua OPD harus bergerak dalam semangat kolaborasi,” tegas Gubernur.

Wakil Gubernur Salim S Mengga turut menambahkan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan dalam pelaksanaan program. “PASTI PADU harus menjadi gerakan bersama, bukan sekadar program tahunan. Kesehatan dan kesejahteraan rakyat Sulbar adalah tanggung jawab kita semua,” ucapnya.

Dengan semangat sinergi antar OPD, termasuk Dinas Kesehatan, program PASTI PADU diharapkan mampu menurunkan prevalensi stunting dan angka kemiskinan secara signifikan di Sulawesi Barat. Plt Kadinkes Sulbar memastikan seluruh intervensi kesehatan siap dilaksanakan secara optimal di desa dan kelurahan prioritas.

Dinas Kesehatan Sulbar Gelar Sosialisasi “Indonesia Tanpa Kusta” di Polewali

0
Dinas Kesehatan Sulbar Gelar Sosialisasi “Indonesia Tanpa Kusta” di Polewali

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menggelar kegiatan sosialisasi bertema Indonesia Tanpa Kusta yang berlangsung di Kabupaten Polewali Mandar, Selasa (29/07). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit kusta serta menghapus stigma negatif terhadap para penderita.

Dalam kesempatan tersebut, Ririn Handayani, Pengelola Program Kusta dari Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, tampil sebagai narasumber utama. Ia menegaskan bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan maupun penyakit yang sangat menular, sehingga tidak perlu ditakuti secara berlebihan.

“Kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan jika dideteksi dan ditangani secara dini. Penanganan medis yang tepat akan menghentikan penularannya dan menyembuhkan pasien secara tuntas,” ujar Ririn di hadapan peserta sosialisasi.

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan. “Menjaga kebersihan tubuh, lingkungan, serta mengonsumsi makanan bergizi merupakan langkah penting untuk menjaga imunitas dan mencegah penyakit, termasuk kusta,” tambahnya.

Kegiatan ini mendapat perhatian langsung dari Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, yang menyampaikan bahwa kusta masih menjadi salah satu penyakit yang ditemukan di wilayah Sulbar dan memerlukan perhatian lintas sektor serta dukungan masyarakat.

“Sosialisasi ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah provinsi untuk membangun SDM yang sehat, unggul, dan berkarakter, sebagaimana dicanangkan dalam visi misi Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga,” ujar dr. Nursyamsi.

Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Sulbar berharap masyarakat tidak hanya lebih memahami penyakit kusta secara medis, tetapi juga mampu bersikap inklusif dan mendukung proses penyembuhan para penderita tanpa diskriminasi.

Plt Kadinkes Sulbar Tekankan Penguatan SDM dan Akses Layanan Kesehatan dalam Rapat Koordinasi Penyusunan RKP 2027

0
Plt Kadinkes Sulbar Tekankan Penguatan SDM dan Akses Layanan Kesehatan dalam Rapat Koordinasi Penyusunan RKP 2027

Dalam upaya memastikan pembangunan kesehatan yang merata dan inklusif, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, memaparkan isu-isu strategis sektor kesehatan dalam Rapat Koordinasi antara Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat yang digelar secara daring, Rabu (31/7).

Rapat ini merupakan bagian dari proses Pemutakhiran Data dan Informasi untuk Analisis Kewilayahan yang menjadi landasan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2027. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai amanat Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 2 Tahun 2025, di mana Direktorat Pembangunan Indonesia Timur bertanggung jawab mengoordinasikan wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Dalam paparannya, dr. Nursyamsi Rahim menekankan pentingnya sinergi pusat-daerah dalam menjawab tantangan disparitas layanan kesehatan antarwilayah di Sulawesi Barat. Ia menyoroti ketimpangan fasilitas, kekurangan tenaga kesehatan, tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta tingginya prevalensi stunting yang mencapai 35,04% pada tahun 2024 yang menjadikan Sulbar sebagai salah satu provinsi dengan tingkat stunting yang cukup tinggi secara nasional.

“Dalam mendukung visi Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera, kami berkomitmen untuk memperkuat implementasi Panca Daya ketiga Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga, yakni pembangunan SDM yang unggul dan berkarakter. Ini kami wujudkan melalui program Quick Wins Sulbar Sehat, yang berfokus pada peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan,” ujar dr. Nursyamsi.

Beliau juga menegaskan bahwa transformasi kesehatan harus dilakukan secara menyeluruh melalui enam pilar layanan primer, layanan rujukan, ketahanan kesehatan, pembiayaan, SDM kesehatan, dan pemanfaatan teknologi. Dengan rasio dokter hanya 0,47 per 1.000 penduduk, jauh dari standar WHO, Sulbar menghadapi tantangan nyata dalam ketersediaan tenaga medis.

“RKP 2027 harus berpijak pada kebutuhan riil masyarakat. Tantangan-tantangan ini adalah peluang kita untuk berbenah dan berinovasi,” tambahnya.

Rakor ini diharapkan dapat menghasilkan pemetaan yang tajam terhadap kebutuhan daerah dan menjadi rujukan dalam perencanaan pembangunan yang lebih adaptif, inklusif, dan berdampak nyata bagi masyarakat Sulawesi Barat.