Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, bersama tim Dinkes Sulbar melakukan review terhadap kondisi pelayanan kesehatan, termasuk ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit dan puskesmas di seluruh provinsi.
Plt Kadinkes menekankan bahwa perbaikan distribusi tenaga medis ini selaras dengan arah pembangunan Panca Daya Sulawesi Barat, yang digagas Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga, untuk mewujudkan sumber daya manusia unggul dan berkarakter.
Dalam pemaparannya, dr. Nursyamsi menyebutkan bahwa Sulawesi Barat saat ini memiliki 16 rumah sakit (13 RSU, 2 RS Ibu dan Anak, dan 1 RS Pratama) serta 98 puskesmas yang seluruhnya telah terakreditasi. Namun demikian, masih terdapat 6 puskesmas yang belum memiliki dokter, sehingga pelayanan dasar di wilayah Sulawesi Barat belum berjalan optimal.
Data Dinkes Sulbar menunjukkan, rasio dokter di provinsi ini baru mencapai 0,47 per 1.000 penduduk, di bawah standar ideal WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk. Kondisi ini menunjukkan masih adanya kesenjangan besar dalam pemerataan tenaga medis di daerah.
Dari sisi tenaga spesialis, jumlah dokter di rumah sakit juga masih terbatas. Tercatat kondisi dokter spesilis dengan distribusi yang belum merata, terdiri dari dokter anak, penyakit dalam, bedah, obgyn, anestesi, radiologi, hingga patologi klinik. Sementara itu, hanya 75 puskesmas (76,53%) yang memiliki SDM lengkap sembilan jenis tenaga kesehatan, sisanya masih belum terpenuhi.
“Ketersediaan tenaga kesehatan adalah kunci agar pelayanan dasar hingga rujukan berjalan dengan baik. Masih adanya puskesmas tanpa dokter menunjukkan perlunya langkah cepat dalam pemerataan SDM, termasuk kerja sama lintas sektor dan dukungan pusat,” ujar dr. Nursyamsi.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen memperkuat strategi pengembangan kompetensi tenaga kesehatan, agar masyarakat di seluruh kabupaten, termasuk wilayah terpencil, dapat mengakses layanan kesehatan yang adil dan berkualitas.