Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Asran Masdy, memaparkan strategi pembangunan kesehatan Sulbar di hadapan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat dalam pertemuan Evaluasi Kinerja Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat yang digelar di Ruang Oval Lantai 3 Kantor Gubernur Sulawesi Barat.
Dalam paparannya, Asran Masdy menguraikan sejumlah tantangan kesehatan yang masih dihadapi provinsi ini, termasuk tingginya angka stunting, ketimpangan akses layanan kesehatan, serta masih rendahnya rasio ketersediaan dokter per 1.000 penduduk yang baru mencapai 0,47, jauh dari standar WHO yang merekomendasikan 1 dokter per 1.000 penduduk.
“Salah satu fokus utama kami adalah meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat di daerah terpencil. Kami juga akan memperkuat upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular,” ujar Asran.
Strategi yang dipaparkan meliputi peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, percepatan intervensi gizi untuk menekan angka stunting, penguatan fasilitas kesehatan di daerah terpencil, serta digitalisasi sistem informasi kesehatan. Selain itu, Dinas Kesehatan juga akan mengoptimalkan pemanfaatan anggaran dengan efisiensi belanja dan realokasi dana untuk program prioritas seperti penyediaan makanan bergizi bagi ibu hamil dan anak-anak, pembangunan Posyandu Prima, serta pengadaan fasilitas kesehatan bergerak di daerah perbatasan dan kepulauan.
Dengan strategi ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat berharap dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan serta memperpanjang umur harapan hidup masyarakat Sulbar, yang saat ini masih menunjukkan kesenjangan antar-kabupaten.
Acara ini turut dihadiri Plh. Sekretaris Daerah , Para Asisten, Kepala Bapperida, Kepala BPKPKD pemerintah provinsi serta para pejabat Administrator Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat.