94.640 dari 292.474 KK “masih Buang Air Besar di Sembarang Tempat”

0
1081

Hingga saat ini ternyata masih banyak masyarakat di Provinsi Sulawesi Barat  yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini diketahui berdasarkan data di sarana sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) (http://stbm-indonesia.org/) sebanyak 94640 KK di Provinsi Sulawesi Barat  masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan.

Sementara itu dari 94.640 kepala Keluarga yang tersebar di 6 Kabupaten,  Kabupaten Mamuju  dan Mamasa masih menjadi kabupaten dengan persentase terbesar yang BAB di sembarang tempat yang mencapai angka 43,61% dan 43,04%. Kabupaten dengan akses BAB disenbarang tempat  yang baik adalah Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar dengan persentase BABS sebesar 30,37% dan 32,57%.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi terus mendorong masyarakat untuk membangun sarana sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dr. Achmad Azis  dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa program jamban  telah  digalakkan sejak puluhan tahun yang lalu. Proses merubah prilaku masyarakat untuk tidak membuang air besar secara sembarangan telah dilakukan melalui bebera cara dan strategi diantaranya telah melakukan CLTS (community led total sanitation) yakni suatu pendekatan dengan memfasilitasi melalui proses sanitasi dan menginspirasi masyarakat serta memicu untuk selalu berprilaku hidup bersih.

Fasilitator STBM Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Irham Ibrahim juga merincikan bahwa dari data yang tersebar di 6 Kabupaten terdapat 94.640 kepala keluarga   belum mempunyai akses jamban, Selain itu Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat akan akan terus meng ODF (open Defecation Free) kan kebiasaan masyarakat yang membuang air besar sembarangan.

Upaya yang dilakukan lakukan adalah bagaimana untuk merubah kebiasaan masyarakat tersebut. Program dan kegiatan tidak menggurui,tapi bagaimana masyarakat sebagai pemimpin yang sadar sendiri akan kesehatan mereka atau yang lebih dikenal dengan natural leader.

Kegiatan pemicuan Jamban sehat yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten beberapa tahun ini telah berhasil meningkatkan akses terhadap peningkatan masyarakat dalam kesadaran tentang BABS.

Pembangunan Jamban keluarga sedehhana yang nilainya kurang lebih 500 – 700 rb per unit  dinilai lebih efektif dibandingkan dengan pembangunan MCK yang nilai pembangunannya mencapai ratusan juta dan dibanyak tempat ditemukan kadang hanya menjadi “Monumen”. Perubahan Paradigma dalam menyehatkan masyarakat perlu perlu ditingkatkan mulai dari Proses perencanaan pembangunan – tahapan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilapangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here